Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyatakan, kaum penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pemerintah tidak akan menoleransi tindakan diskriminatif terhadap difabel.
"Sekolah dan PTN harus memberi kesempatan yang sama bagi kaum difabel," kata Nasir saat konferensi pers di Gedung Kemenristek-Dikti, Senayan, Jakarta, Kamis (15/1).
Hal senada juga diungkapkan Ketua Panitia SNMPTN 2015 Rochmat Wahab. Menurut Rochmat, tidak ada kendala signifikan pelaksanaan SNMPTN bagi kaum diffable. "Tidak ada tes tertulis dalam SNMPTN, melainkan dengan laporan akademik di sekolah. Oleh karena itu, tidak ada masalah," kata Rochmat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rochmat berpendapat, kaum difabel harus punya strategi agar bisa masuk ke PTN pilihan. "Mereka harus pilih yang sesuai kemampuan. Jadi nanti mereka bukan hanya berhasil masuk PTN, tetapi juga melaksanakan kuliah dengan baik," ujarnya.
Namun Rochmat mengakui, fasilitas bagi kaum diffable di PTN masih sangat minim. Fasilitas yang saat ini ada di PTN belum berpihak kepada kaum diffable. "Jujur saja, sampai sekarang, PTN belum optimal memberikan akses bagi kaum difabel," katanya.
Rochmat mencontohkan mengenai ruang kuliah. Karena tidak ada lift, beberapa kaum difabel hanya bisa mengakses ruang kuliah di lantai satu.
SNMPTN 2015 resmi diluncurkan di Gedung Kemenristek-Dikti pada Kamis (15/1). Untuk mendaftar, tiap sekolah dan siswa harus mengakses Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) secara online.
Nanti setiap siswa harus melakukan verifikasi nilai rapor di laman
pdss.snmptn.ac.id. Setelah itu, pendaftaran program studi PTN dilakukan melalui laman
web.snmptn.ac.id.
Siswa dapat memilih maksimal dua PTN dengan ketentuan jika memilih dua PTN, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan asal sekolah siswa. Program studi (prodi) yang dipilih maksimal tiga, dengan ketentuan satu PTN maksimal dua prodi.
(rdk/obs)