Jakarta, CNN Indonesia -- Tersiarnya sebuah tulisan bertajuk 'Rumah Kaca Abraham Samad' di sebuah laman blog, membuat Plt Sekjen PDIP Hasto Kristyanto menyarankan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membuat komite etik. Hal itu diungkapkannya mengingat dalam tulisan tersebut, dituliskan bahwa ada lobi-lobi politik yang dilakukan oleh Ketua KPK Abraham Samad.
"Merekomendasikan kepada KPK untuk membuka komite etik, dan pada kesempatan ini disampaikan bahwa saya pribadi Hasto Kristyanto, Bapak Hendropriyono, dan beberapa saksi yang kami miliki yang di antaranya saat ini menduduki posisi sebagai menteri kabinet kerja Jokowi-JK, siap memberikan keterangan sebagai saksi," ujar Hasto dalam konferensi persnya di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.
Selain menyampaikan rekomendasinya tersebut, Hasto juga mengungkapkan imbauan yang ingin disampaikan partainya. Dia mengatakan, PDIP berharap semua pihak mau bersama-sama mengedepankan supremasi hukum dan mengembangkan sikap jujur.
"Kami mengimbau semua pihak untuk mengedepankan supremasi hukum, kepentingan publik, dan mengembangkan sikap jujur dan kenegarawanan." ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto menambahkan, jika supremasi hukum dipegang maka berbagai kemelut hukum terkait dengan persoalan proses pencalonan dan penetapan Kapolri dapat terselesaikan. "Ya sehingga kami dapat segera menyelesaikan berbagai kemelut hukum terkait dengan persoalan yang dihadapi akhir-akhir ini," kata dia.
Pada kesempatan yang sama,
Hasto juga mengungkapkan memang ada pertemuan antara partai politik yang mengusung Jokowi secara intens, dan menurutnya itu dihadiri oleh Samad. “Kepada Abraham Samad, kami ingin menegaskan, jawaban bahwa cerita itu fitnah adalah tidak betul. Itu adalah kebenaran yang harus dipertanggungjawabkan di depan publik,” kata dia.
“Abraham Samad harus mengakui pertemuan tersebut. Pertemuan itu didorong oleh anggota tim sukses (Jokowi) berinisial D,” ujar Hasto.Menurut tulisan ‘Rumah Kaca Abraham Samad’, Samad saat itu, Februari 2014, mulai rajin menemui PDIP untuk menghitung peluang dirinya mendampingi Jokowi. Pertemuan dihadiri oleh dua orang petinggi PDIP di sebuah tempat mewah. (meg/sip)