PDIP VS ABRAHAM SAMAD

KPK: Fitnah Lebih Kejam dari Pertemuan

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 18:44 WIB
Deputi Pencegahan KPK memastikan, jika Hasto memiliki bukti KPK akan mengambil tindakan lantaran KPK harus zero tolerance terhadap korupsi.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Pemnerantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad membantah tudingan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto. Bantahan disampaikan Samad dalam rapat internal pejabat birokrat KPK menanggapi tudingan PDIP.

Menurut Deputi Pencegahan KPK Johan Budi Sapto Pribowo, pertemuan seorang pimpinan dengan elite partai politik adalah lumrah. Selama bertujuan untuk kepentingan proses pencegahan dan penindakan hukum, pertemuan itu sah-sah saja.

Jika benar substansi pertemuan itu menyalahi aturan, maka tuduhan yang disampaikan harus disertai bukti. "Sebab fitnah lebih kejam dari pertemuan," ujar Johan dalam keterangan pers di Gedung KPK, Kamis petang (22/1).

Johan memastikan, jika Hasto Cs memiliki bukti-bukti valid, maka KPK akan mengambil tindakan yang diperlukan lantaran lembaga antirasuah harus zero tolerance terhadap korupsi. "Apakah langkah-langkah itu? Terlalu dini untuk mengatakan itu karena Hasto juga belum menyampaikan bukti-buktinya," ujar Johan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johan sebelumnya menagih Hasto membeberkan bukti-bukti atas tuduhan bahwa Samad telah melakukan pertemuan untuk menjajaki kemungkinan menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Pertemuan disebut mulai dilakukan pada Februari 2014, sebelum pemilihan presiden tahun lalu berlangsung.

Rabu siang (22/1), Hasto menggelar konferensi pers yang membenarkan ada pertemuan intens antara dirinya dengan Samad ketika partai besutan Megawati Soekarnoputri itu tengah mempertimbangkan calon wakil presiden bagi Jokowi. Total ada enam kali pertemuan antara PDIP dengan Samad yang dimulai pada Februari 2014.

Pertemuan tidak hanya dengan PDIP, tetapi juga Partai NasDem. Berdasarkan sumber CNN Indonesia di internal NasDem, nama Samad dan Jusuf Kalla saat itu memang menjadi calon kuat untuk mendampingi Jokowi. Namun partai pendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) akhirnya memutuskan untuk mencalonkan JK.

Hasto lantas menginformasikan keputusan partai kepada Samad. "Saya cerita dengan Abraham, dan dia katakan ‘Ya, saya tahu. Saya sudah melakukan penyadapan, dan yang menyebabkan saya gagal adalah Saudara BG (Budi Gunawan),’” ujar Hasto menirukan ucapan Samad kala itu. (rdk/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER