PDIP VS ABRAHAM SAMAD

Alasan PDIP Mau Temui Samad Meski Melanggar: Penasaran

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 17:13 WIB
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan dia dan petinggi PDIP serta NasDem tahu betul bahwa pertemuan dengan Ketua KPK melanggar etik pimpinan KPK.
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menggelar konferensi pers soal Ketua KPK Abraham Samad di Jakarta, Kamis (22/1). (CNN Indonesia/Lalu Rahadian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membeberkan alasan kenapa partainya mau bertemu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad, Februari-Mei 2014. Padahal, menurut Hasto, dia dan petinggi PDIP serta Partai NasDem tahu betul bahwa pertemuan dengan pemimpin KPK kemungkinan melanggar kode etik pimpinan KPK.

"Saat itu untuk bertemu (Samad), kami tahu melanggar. Tapi kami kan tidak percaya ada orang yang mengaku akan mempertemukan kami dengan beliau (Samad). Akhirnya kami (ingin) buktikan dan ternyata benar bisa (bertemu Samad). Tetapi awalnya (memerima tawaran bertemu Samad) karena penasaran," ujar Hasto di Capital Residence, Jakarta, Kamis (22/1). Apartemen di kawasan SCBD Jakarta itu disebut Hasto sebagai lokasi pertemuan perdana antara PDIP dan Samad.

Pertemuan itu PDIP dan Samad, menurut Hasto, merupakan inisiatif dan ajakan seseorang berinisial D yang mengaku memiliki kedekatan dengan Samad. Ajakan tersebut membuat Hasto tertarik untuk membuktikan perkataan D tersebut. Pasalnya, seringkali ada pihak yang mengaku-aku dekat dengan pimpinan lembaga antikorupsi itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hasto, sejak awal sebenarnya dia tahu bahwa pertemuan dengan Ketua KPK saat itu melanggar kode etik yang berlaku. Namun dia tetap nekat menemui Samad karena didorong rasa penasaran apakah tawaran D itu benar atau tidak.

Setelah pertemuan pertama terjadi, proses dan pertemuan lanjutan pun dilakukan secara bertahap. Namun Hasto tidak menjelaskan alasan dasar kenapa dia tetap melanjutkan pertemuan dengan Samad ketika itu.

"Kami ingin mengetahui secara mendalam," kata Hasto singkat.

Samad sebelumnya mengatakan berita pertemuan antara dirinya dengan PDIP adalah fitnah. Informasi pertemuan antara PDIP dan Samad menyeruak sejak artikel berjudul 'Rumah Kaca Abraham Samad' dimuat di blog pribadi di Kompasiana pada 17 Januari. Artikel yang menceritakan enam kali pertemuan antara PDIP dan Samad itu lantas beredar luas ke publik.

Kepada CNN Indonesia, Samad telah membantah konten artikel itu, yang menyebut pertemuan PDIP-Samad dilakukan untuk menjajaki peluang Samad menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo dalam Pemilu Presiden 2014.

Hasto mengklaim isi artikel itu benar, bahwa Samad melakukan pertemuan intens ketika partainya tengah mempertimbangkan calon wakil presiden bagi Jokowi. Total ada enam kali pertemuan antara PDIP dengan Samad yang dimulai pada Februari 2014. Namun pada akhirnya Jusuf Kalla yang terpilih menjadi cawapres Jokowi.

"Pada 19 Mei 2014, sebelum batas akhir pencalonan capres, secara resmi Jusuf Kalla menjadi calon wapres (Jokowi). Itu suatu keputusan politik dengan memperhatikan relaitas politik bahwa PDIP harus meraih 25 persen kursi,” kata Hasto dalam konferensi pers di Jakarta.

Berdasarkan sumber CNN Indonesia di internal Partai NasDem, nama Samad dan Jusuf Kalla saat itu memang menjadi calon kuat untuk mendampingi Jokowi. Namun partai politik Koalisi Indonesia Hebat (KIH) akhirnya memutuskan untuk mencalonkan JK.

Langkah Samad untuk menjadi orang nomor dua di negeri ini pun kandas. Hasto mengatakan ia lantas menginformasikan keputusan partai yang memilih Jusuf Kalla kepada Samad.

"Saya cerita ke Pak Abraham Samad, dan dia katakan ‘Ya, saya tahu. Saya sudah melakukan penyadapan (pembicaraan PDIP), dan yang menyebabkan saya gagal adalah Saudara BG (Budi Gunawan),’” ujar Hasto menirukan ucapan Samad kala itu. (Baca: Samad Sebut Budi Gunawan Penyebab Dia Gagal Cawapres) (rdk/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER