Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan kebijakan siswa dapat mengulang Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang nilainya rendah. Namun keputusan mengulang UN tidak diwajibkan dan ada sepenuhnya di tangan siswa yang bersangkutan.
Pemerintah juga menetapkan UN tidak lagi menjadi syarat kelulusan. Meski begitu, nilai UN masih menjadi syarat untuk masuk perguruan tinggi. "Maka, bila nilainya rendah sehingga tidak bisa masuk PT, siswa bersangkutan berkesempatan mengulang mata pelajaran tersebut di awal tahun depan," kata Anies saat konferensi pers di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (23/1).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Furqon mengatakan nantinya siswa yang ingin mengulang UN tidak perlu melakukan tes ulang untuk semua mata pelajaran, melainkan hanya mata pelajaran yang nilainya kurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya, dia telah kuliah, lalu mau pindah ke fakultas atau jurusan lain. Namun, nilai UN yang menjadi syarat ternyata kurang.
Nah, dia bisa mengulang UN untuk mata pelajaran itu agar bisa masuk jurusan yang diinginkan," kata Furqon menjelaskan.
Furqon menjelaskan ujian ulang UN ini akan dilakukan dengan sistem
Computer Based Test (CBT) atau tes berbasis komputer. "Kami belum tahu berapa orang yang akan mengulang, sehingga ujian ulang baru akan dilakukan tahun depan," kata Anies.
Dia mengatakan sistem CBT akan memudahkan pemerintah dalam melakukan ujian ulang UN. "Nanti jadi seperti tes TOEFL. Mereka boleh tes berkali-kali sampai nilainya mencukupi," kata Furqon.
Di lain sisi, pemerintah mengatakan akan terus mengusahakan agar siswa Indonesia nantinya bisa masuk ke universitas luar negeri dengan hanya menggunakan nilai UN. "Sekarang di Hong Kong dan Malaysia sudah bisa. Mereka sudah mengakui UN," kata Anies.
UN 2015 akan diikuti oleh 7,3 juta peserta, mencakup 3.773.372 siswa SMP, 1.632.757 siswa SMA, 1.171.907 siswa SMK, serta 632.214 siswa kesetaraan. UN mencakup rentang geografis dari SMP Negeri 1 Sabang di desa Cot Bau, Sabang, hingga ke SMP 2 Merauke di desa Kelapa Lima, Merauke.
Peserta UN 2015 paling banyak berasal dari Jawa Barat (1.239.897), Jawa Timur (1.056.702), dan Jawa Tengah (936.514). Sementara, paling sedikit berasal dari Kalimantan Utara (19.108), Papua Barat (28.263), dan Bangka Belitung (34.068).
(meg/gen)