Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir kembali menyapa Jakarta, Senin (9/2). Tak kurang dari 49 kawasan di ibu kota tergenang air dengan ketinggian bervariasi, sebagian besar di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Bundaran HI dan jalanan sekitar Monumen Nasional serta Istana Negara di pusat kota yang menjadi ikon Jakarta, juga ikut terendam.
Transportasi massal di sebagian wilayah Jakarta pun lumpuh. Seluruh kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek terhenti di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, tak bisa melanjutkan perjalanan sampai ke Jakarta Kota di Kota Tua antara Jakarta Utara dan Jakarta Barat, tak bisa pula bergerak hingga ke Tanah Abang di Jakarta Pusat, dan ke Jatinegara di Jakarta Timur.
Bus TransJakarta yang menjadi andalan banyak warga Jakarta setali tiga uang nasibnya. Banjir mengakibatkan empat koridor TransJakarta ditutup, yakni Koridor II Pulogadung-Harmoni, Koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni, Koridor X Cililitan-Tanjung Priok, dan Koridor XII Pluit-Tanjung Priok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua itu jelas mengganggu aktivitas warga ibu kota maupun mereka para komuter yang tinggal di berbagai daerah penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Angkutan umum yang menjadi andalan mereka pulang-pergi dari rumah ke kantor dan juga sebaliknya, tak beroperasi normal. Hendak menuju dan sepulang dari tempat bekerja pun mesti menerabas banjir.
Banjir Jakarta pada pekan kedua Februari ini sesungguhnya sama persis seperti prediksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelang akhir 2014. Ketika itu Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto menyatakan banjir akan menghadang Jakarta sekitar awal 2015.
“Ancaman banjir akan dimulai akhir Januari. Patut diduga banjir Jakarta awal 2015 lebih besar dari tahun sebelumnya,” kata Tri Budiarto, 18 November 2014.
Oleh sebab itu BNPB tak heran dengan situasi Jakarta hari ini yang terendam banjir. “Ini sesuai kondisi yang sudah diperkirakan. Prediksi banjir saat itu minggu ketiga Januari sampai Februari berdasarkan rencana kontingensi yang disusun oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DKI Jakarta,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada CNN Indonesia.
Banjir hari ini masih belum seberapa ketimbang banjir besar pada 2013 dan 2014. Namun bukan berarti Jakarta aman, sebab menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak hujan bukan hari ini, melainkan pekan depan.
“Potensi hujan masih cukup tinggi. Berdasarkan prakiraan satelit, tutupan awan di wilayah Jakarta masih besar. Hujan akan terus turun sore sampai malam. Banjir kan tergantung bagaimana hujannya. Itu yang tak bisa diprediksi,” kata Sutopo.
BNPB telah menerima informasi dari BMKG bahwa potensi hujan meningkat pada 5-11 Februari. “Sejak kemarin terbukti itu benar. Hari ini pun Jakarta banjir meski sesungguhnya hujannya tak terlalu besar seperti tahun 2013 dan 2014,” ujar Sutopo.
Beban berat JakartaSutopo mengatakan pola banjir di Jakarta memang berubah drastis dari lima tahun sekali menjadi setahun sekali. “Beban Jakarta makin berat. Dari tahun ke tahun, banjir Jakarta makin besar dan meningkat. Dulu 3-5 tahunan, sekarang setiap tahun. Padahal curah hujan relatif tetap,” kata dia.
Ada banyak faktor yang menyebabkan perubahan pola banjir Jakarta tersebut, yakni persoalan tata ruang dan penggunaan lahan yang tak sesuai fungsinya. “Pembangunan yang ekspansif tak diikuti kaidah konservasi tata air mengakibatkan beban lingkungan meningkat. Jakarta tak mampu menampung aliran permukaan air,” ujar Sutopo.
Selain itu, drainase kota Jakarta pun dinilai buruk. BNPB menilai kemampuan drainase Jakarta tak memadai untuk menampung curah hujan. Hal ini bakal lebih buruk bila sungai-sungai di Jakarta meluap seperti tahun 2013.
“Saat ini sungai masih normal, namun aspek drainase amat buruk,” kata Sutopo. Bila nantinya sungai pun sampai meluap, maka bahaya lebih besar menghadang Jakarta.
Saat ini BNPB telah siaga dan siap membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Personel BNPB diturunkan ke lokasi-lokasi banjir. BNPB juga mendirikan 28 titik posko komando taktis dengan rincian 25 tersebar di Jakarta, 2 di Bekasi, dan 1 di Tangerang.
Banjir besar Jakarta diharapkan tak datang lagi. Semoga.
(agk)