Bogor, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) angkat bicara soal penyerangan majelis Az-Zikra. Ia menyampaikan, bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan, apa pun alasan yang mendasarinya.
"Ya namanya kekerasan kan tak dapat dibenarkan, apapun alasannya," kata Aher di kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/2).
Menurut Aher, penyerangan ini sudah masuk ke ranah kriminal. Oleh karenanya, pihaknya telah menyerahkan kasus itu kepada kepolisian untuk ditindaklanjuti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aher mengungkapkan, telah terjadi koordinasi antara pemerintah daerah dengan pihak kepolisian dan pihak majelis. "Ada dialog lah ya," kata dia.
Aher berpendapat, spanduk penolakan paham Syiah yang diduga menjadi penyebab utama penyerangan tidak boleh dijadikan alasan dilakukannya kekerasan.
Untuk menghindari terulangnya kejadian yang sama, Aher menyebutkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Daerah Bogor telah berupaya untuk melakukan pembinaan.
Mejelis Az-Zikra adalah mejelis asuhan Arifin Ilham. Arifin sendiri melalui akun Facebook resminya menginformasikan tentang penyerangan itu.
"Allahu Akbar, malam Kamis ini sekitar jam 11.00 kampung Majelis Az-Zikra yang berada di sekitar Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, diserbu segerombolan preman yang mengaku dari paham Syiah, yang dipimpin oleh seorang yang mengaku Habib Ibrahim,” kata Arifin Ilham dalam akun jejaring sosialnya.
Arifin menyebut penyerang berjumlah sekitar 30 orang itu marah karena majelis Az-Zikra selama ini menolak paham Syiah dan minta spanduk penolakan atas paham sesat Syiah diturunkan. "Paham Syiah adalah ajaran yang difatwakan Majelis Ulama Indonesia sesat,” kata Arifin.
(pit/pit)