Jakarta, CNN Indonesia -- Besar kemungkinan posisi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang saat ini dijabat oleh Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman akan segera diganti oleh Presiden Joko Widodo. Usulan nama calon Kepala BIN yang baru pun ditawarkan oleh lembaga Imparsial pada Senin (23/2) petang tadi.
Direktur Program Imparsial Al Araf mengajukan empat nama calon Ketua BIN yang dipandang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik selama ini.
"Calon-calon Kepala BIN yang baik menurut saya adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo, politisi PDIP TB. Hasanuddin, Andreas Parera, dan peneliti LIPI Ikrar Nusa Bhakti," ujar Al Araf pada acara diskusi bertajuk 'Tarik Ulur Kepala Badan Intelijen Negara' di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Senin (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon Kepala BIN baru dipandang lebih baik jika tidak berasal dari elemen militer yang masih aktif. Selain itu, jaminan bahwa kepala BIN terbebas dari potensi pelanggaran HAM di masa lalu juga harus menjadi bahan pertimbangan Presiden dalam menentukan orang yang akan menduduki jabatan tersebut.
"Kami menekankan agar pejabat publik dijamin bersih dari indikasi pelanggaran HAM untuk seluruh jabatan publik. Khusus kepala BIN, Komnas HAM meminta kandidat harus benar-benar bersih dari indikasi pelanggaran. Uji publik harus dilakukan terhadap calon Kepala BIN nanti," ujar Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga dalam acara yang sama.
Hingga saat ini diketahui telah ada tiga nama kandidat calon Kepala BIN baru yang dimiliki pemerintah. Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Wakil Kepala BIN As’ad Said Ali, dan mantan Wakil Panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi adalah nama calon kuat Kepala BIN yang mengemuka.
(sip)