Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah wacana untuk melibatkan anggota Tentara Nasional Indonesia dalam penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi muncul setelah adanya persoalan KPK dan Polri. Namun menanggapi wacana ini, pelaksana tugas pimpinan KPK, Johan Budi menegaskan KPK sebagai lembaga antikorupsi tidak akan merekrut penyidik dari militer.
"Enggak. Enggak bisa dong kita rekrut TNI," kata Johan singkat di sela sela acara Dies Natalis Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Selasa (24/2).
Ia menambahkan bahwa anggota penyidik yang ada dalam tubuh KPK akan tetap diisi oleh kepolisian dan kejaksaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kemarin ketemu wakapolri dan kejaksaan jumlahnya (penyidik) mau ditambah ko. Salah satunya kan dari polisi," lanjutnya.
Sebelumnya, wacana untuk merekrut anggota penyidik dengan latar belakang TNI muncul dari mantan wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Ode Ida. (Baca:
KPK Didesak Ambil Penyidik dari Pengacara dan TNI)
Ia meminta pimpinan KPK tidak menggunakan tenaga penyidik dari kepolisian. Ia mengusulkan agr lembaga antikorupsi tersebut merekrut penyidik dari militer.
Ia menilai, Tentara Nasional Indonesia selama ini dianggap memiliki integritas dan independensi yang kuat.
Menurutnya, penyidik yang direkrut dari kepolisian dikhawatirkan akan dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan kasus yang sedang ditangani KPK. Ia meyakini hal itu tidak akan memperkeruh suasana saat ini. Sebab, kata dia, semua pihak harus memperkuat KPK dalam memberantas korupsi.
(obs)