Jakarta, CNN Indonesia -- Sensus yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Cyrus Network menunjukkan besarnya kemungkinan Hatta Rajasa akan kembali menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi menilai ada beberapa kelemahan di dalam sensus tersebut. Salah satunya adalah perbedaan antara hasil sensus dengan apa yang terjadi di lapangan.
"Jadi itu survei dilakukan sampai 19 Februari, jadi ada dinamika perubahan yang tidak bisa ditampung oleh hasil survei," tutur Viva Yoga saat berbincang dengan CNN Indonesia, Kamis (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Viva Yoga menjelaskan perbedaan suara di lapangan di antara kedua calon begitu tipis yang kemudian timbul kemungkinan tidak terekam dalam sensus tersebut.
"Posisi kongres ini kan posisi politik, dinamis. Ada perubahan dinamika suara yang tidak tertampung survei," jelas Wakil Ketua Panitia Pengarah Kongres IV PAN Bali ini.
Sedangkan, Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo mengatakan realitas yang ada memiliki angka yang lebih besar dari pada hasil sensus tersebut. Kendati demikian, ia tidak mengatakan seberapa besar angka dukungan yang sudah dikantongi oleh Hatta Rajasa.
"Tadi pagi kami melakukan headcount dengan kehadiran setiap pemegang hak suara pemilih Hatta. Jadi bukan hanya laporan saja, tapi secara fisik pemegang hak suara hadir di dalam ruangan," ujar Drajad Wibowo saat dihubungi.
Hasil sensus CSIS dan Cyrus Network menunjukkan Hatta Rajasa telah mengantongi dukungan sebesar 42,77 persen dari 484 DPD II, sementara Zulkifli Hasan mengantongi dukungan sebesar 38,64 persen suara.
Sementara di tingkat provinsi, Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan mengantongi jumlah dukungan yang sama yakni 38,24 persen dari 28 DPD I.
(obs)