Dipimpin Zulkifli, PAN Bukan Lagi Partai Besan

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 14:19 WIB
Lima tahun terakhir, PAN diangggap sebagai besan dari Partai Demokrat karena faktor Hatta-SBY. Di bawah ketum baru, PAN berniat menghilangkan julukan 'besan'.
Ketua Majelis Pertimbangan terpilih PAN Soetrisno Bachir, Ketua Umum terpilih PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais dalam penutupan Kongres IV PAN, The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Senin (2/3). (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal PAN Yandri Susanto mengungkapkan benar adanya kesan PAN dan Demokrat sebagai partai besan. Namun, kesan itu akan dipangkas sedikit demi sedikit di bawah kepemimpinan Ketua Umum PAN yang baru, Zulkifli Hasan.

"Sebenarnya ini kan partai terbuka. Kalau kemarin dikesankan begitu, dan kenyataannya memang seperti itu. Itu memang titik lemah PAN selama ini. Dengan Bang Zul, nantinya tidak akan terbelenggu lagi dengan satu partai lain," tegasnya.

Meskipun saat ini pan dianggap telah 'lepas' dari Partai Demokrat, Yandri mengatakan jika hal itu tidak serta merta menghilangkan kerjasama keduanya, khususnya di parlemen, baik tingkat pusat ataupun daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama mereka nyaman, sepaham dan tegas, ya tidak ada masalah. Kalau program kedewanan mereka bagus, menurut saya tidak ada masalah (bergabung) dengan Demokrat," tuturnya saat berbincang dengan CNN Indonesia.

Diketahui, putri Hatta Rajasa, Siti Rubi Aliya Raja menikah dengan Edhie Baskoro Yudhoyono, putra kedua Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada November 2011 silam.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, menyatunya fraksi Partai Demokrat dan PAN di DPRD tidak dapat langsung memisahkan diri masing-masing.

"Tidak bisa. Tidak akan mempengaruhi. PAN tidak bisa sendiri. Suaranya tidak cukup," ujar Andi saat berbincang dengan CNN Indonesia, Selasa (3/3).

Andi menjelaskam kasus di DPRD DKI Jakarta, PAN hanya memiliki dua kursi. Sedangkan Partai Demokrat memiliki sepuluh kursi. Lebih lanjut, ia mengatakan Partai Demokrat dapat berdiri sendiri meskipun PAN "melepaskan diri". Ia pun mengatakan pada saat itu Demokrat bergabung dengan PAN agar dapat berada di posisi ketiga.

Diketahui, PDIP berada di posisi pertama dengan memiliki 28 kursi. Kemudian, diikuti oleh Partai Gerindra 15 kursi, dan Demokrat-PAN dengan 12 kursi.

"Kalau dia ke fraksi lainnya dapat apa? Nilai bargainnya apa? Kalau kami kan kasih salah satu jabatan," tegasnya. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER