Bahagia Surya Paloh, Saudara Tua Kembali Serumah

Christie Stefanie, Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mar 2015 07:20 WIB
"Seperti rumah sendiri ya," ujar Enggar tertawa saat menerima rombongan Agung Laksono di DPP NasDem. Enggar dan Paloh yang kini elite NasDem, dulu kader Golkar.
Ketua Umum Golkar Agung Laksono menyambangi Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (11/3). (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem di gedung bernomor 44 Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa petang (10/3), tak terlihat biasa. Banyak petugas internal partai berjaga. Ada agenda penting. Partai yang baru tiga tahun berdiri itu akan dikunjungi saudara tuanya, Partai Golkar.

Disebut saudara tua, karena banyak tokoh NasDem merupakan mantan politikus Golkar yang lama malang melintang di partai beringin. Sang Ketua Umum Surya Paloh bahkan terhitung tokoh senior Golkar sebelum memilih hengkang dan mendirikan perahu politik baru. Paloh bahkan pernah ikut konvensi calon presiden Golkar pada 2003 bersama Akbar Tandjung, Wiranto, Aburizal Bakrie (Ical), dan Prabowo Subianto.

Salah satu menteri Nasdem di kabinet, Ferry Mursyidan Baldan, pun dahulu merupakan salah satu tokoh ternama Golkar yang punya peran penting di parlemen. Belum lagi Ketua DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita yang dulu juga politikus senior Golkar. Itu belum semua. Saat NasDem berdiri, memang banyak kader Golkar yang menyeberang ke partai baru itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan sejarah itu, NasDem sumringah karena akhirnya sang kakak, Golkar, yang sempat berseberangan sejak kampanye pemilu hingga saat ini, akhirnya bisa kembali satu atap, Koalisi Indonesia Hebat. Golkar, pasca Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengumumkan menerima kepengurusan hasil Munas Ancol di bawah kepemimpinan Agung Laksono sebagai pengurus yang sah, memang langsung mengumumkan menarik diri dari Koalisi Merah Putih.

Padahal sebelumnya Golkar merupakan koordinator KMP. Ical bahkan dalam Munas Bali mengemukakan cita-citanya untuk mendirikan markas KMP di berbagai daerah di Indonesia. Bagi Golkar Ical, KMP merupakan koalisi permanen. Titik. Namun dalam politik, tak ada tanda titik, selalu koma. Oleh sebab itu Agung langsung mendeklarasikan Golkar keluar dari KMP dan bergabung di jajaran partai pendukung pemerintah, meski tak secara resmi menyatakan bergabung dengan KIH.

Menjelang matahari terbenam, Rabu (11/3), Agung dan elite Golkar tiba di Kantor DPP NasDem. Ia disambut Enggartiasto Lukita --yang memutuskan bergabung dengan NasDem pada Januari 2013 setelah berkiprah di Golkar sejak 1979.

Pelukan hangat sahabat lama spontan diberikan Enggar kepada kader-kader partai lamanya. "Seperti rumah sendiri ya," ujar Enggar, tertawa lepas. Selaku tuan rumah, ia lantas membawa rombongan Agung yang antara lain didampingi Wakil Ketua Umum Golkar Priyo Budi Santoso dan Sekjen Golkar Zainuddin Amali menuju lantai 5 yang menjadi ruang kerja Surya Paloh.

Setibanya di lantai 5, pintu sudah terbuka lebar. Paloh menunggu di mulut pintu, dan langsung menyambut Agung Laksono. Agung pun tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Kami telah sah berdasarkan surat dari Menkumham," kata dia langsung kepada Paloh.

Senyum menghiasi wajah para elite Golkar dan NasDem. Paloh tanpa sungkan bernostalgia soal masa lalunya di Golkar. Paloh mengaku sulit menghilangkan kerinduan kepada Golkar, pun setelah ia mundur dari Golkar dan membentuk NasDem yang langsung sukses lolos ke parlemen dalam pemilu pertamanya.

"Sejujurnya, sulit melepaskan romantisme terhadap Partai Golkar. Di usia saya yang 63 ini, 43 tahun saya habiskan di Golkar. Saya berjuang membesarkan partai hingga akhirnya mendirikan partai (baru)," kata Paloh.

Pengusaha media itu bergabung dengan Partai Golkar sejak 1968. Pada 2011, Paloh memutuskan keluar dari Golkar. "Perbedaan pandangan masih ada, tetapi Golkar ini saudara tua kami. Oleh sebab itu Partai NasDem menawarkan seluruh effort bagi Partai Golkar," ujar Paloh.

Pertemuan Golkar dan NasDem itu tak percuma. Kesepakatan tak tertulis terjadi. Setidaknya jelas Golkar kini memberi dukungan penuh bagi pemerintah lewat parlemen, di mana Golkar merupakan fraksi kedua terbesar kedua di parlemen. Bayangan kekuatan Golkar dan PDIP jadi satu bisa menimbulkan efek gentar. Kekuatan dua fraksi terbesar di DPR akan berpengaruh signifikan terhadap perubahan peta politik nasional.

Selain itu, Golkar dan NasDem juga sepakat untuk saling mendukung pada pilkada serentak yang akan digelar di seluruh Indonesia tak lama lagi. "Kami akan saling backup," kata Paloh.

Hingga Agung dan rombongan elite Golkar meninggalkan markas NasDem, senyum masing tersungging di wajah mereka. Pelaporan Ical atas kubu Agung ke Bareskrim Polri tak memudarkan kebahagiaan Agung dan Paloh. (pit/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER