Bupati Lebak Pertanyakan Respons Pemprov soal Jembatan Ambruk

Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mempertanyakan respons Pemerintah Provinsi Banten terkait ambruknya jembatan penghubung Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak. Selama ini kerusakan infrastruktur selalu dilaporkan ke Pemprov namun tak ada tindak lanjut berarti.

"Mana responsnya? Ketika ada bencana, baru berduyun-duyun ke sini," kata Iti saat ditemui di Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak, Senin (16/3).

Pilihan Redaksi Dua Menteri Jokowi Bakal Kunjungi Jembatan Putus di Lebak Jembatan Lebak Putus, Menteri Marwan: Saya Tunggu Anggaran Siswa SD Terjatuh 15 Meter di Jembatan Lebak Dibawa ke RS Klaim Dana Cair, Bupati Lebak Janji Perbaiki Jembatan Besok

Menurutnya, justru pemerintah daerah yang selalu dipojokkan ketika ada infrastruktur daerah yang rusak. Di Lebak sendiri, kata Iti, ada 960 unit jembatan gantung di Lebak, di mana 360 di antaranya rusak berat.

Dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Lebak yang hanya Rp 2,1 triliun, menurut Iti jelas tidak cukup untuk memperbaiki semua infrastruktur yang rusak.

"Tahun 2015, alokasi untuk pembangunan infrastruktur kami anggarkan Rp 260 miliar," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan tersebut ambruk pada Selasa pekan lalu. Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20 tahun itu putus karena kelebihan beban.

Sebanyak 45 siswa sekolah dasar tercebur ke Sungai Ciberang saat arus sungai tersebut deras. Jembatan gantung tersebut merupakan akses bagi para siswa itu untuk mencapai sekolah. Para siswa yang menjadi korban merupakan siswa SDN 1 Pajagan Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Mereka terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada dua siswa yang mengalami luka berat, yaitu Surdi dan Umi. Mereka mengalami luka serius pada bagian tulang belakang dan giginya rontok. (sur/pit)