Dua Pelatihan yang Dijalani WNI Sebelum ke Suriah Versi Chep

Denny Armandhanu & Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2015 07:02 WIB
Sebelum berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, ratusan WNI harus menjalani dua jenis pelatihan di Gunung Gede.
Mantan Pemimpin ISIS Regional Indonesia Chep Hernawan (tengah) menghadiri seminar Radikalisme dan Ketahanan Nasional di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/10) malam. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, ratusan WNI harus menjalani dua jenis pelatihan. Salah satunya adalah pelatihan selama tiga hari di Gunung Gede.

Menurut Chep Hernawan, pengusaha dan tokoh masyarakat Cianjur yang mengaku telah memberangkatkan 156 WNI ke Suriah tahun lalu, latihan tersebut bukanlah latihan militer seperti yang dibayangkan selama ini.

"Kloter pertama yang berangkat ke Irak latihan dulu. Tapi bukan latihan militer, dengan mengangkat dan memanggul senjata," kata Chep kepada CNN Indonesia saat ditemui rumahnya di Cianjur, Jawa Barat, Rabu (18/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latihan pertama yang mesti dilakukan para WNI adalah tidak boleh makan nasi selama sebulan. Hal ini dilakukan agar perut beradaptasi dengan makanan lokal di Suriah.

"Tidak boleh makan nasi. Kenapa? Karena di sana tidak ada nasi, hanya roti," kata pemilik beberapa perusahaan di Cianjur ini.

Latihan kedua adalah adaptasi dengan cuaca dingin menggigit di Suriah dan Irak saat malam hari dan musim dingin. Untuk latihan ini, selama tiga hari mereka berlatih di gunung-gunung yang notabene cuacanya dingin, di antaranya Gunung Gede dan Gunung Salak di Jawa Barat.

Di gunung, juga bukan latihan bertempur dan pegang senjata, hanya kemping, namun tentu saja tetap tidak boleh menyantap nasi.

"Gunung Gede dan Salak. Sama seperti mahasiswa saja, bawa tenda dan kemping di atas, tidak ada yang bawa senjata api, pisau atau pedang, lantas kenapa dituduh latihan militer?" ujar pria 64 tahun ini.

"Potong leher saya kalau ada latihan militer."

Chep mengaku telah memberangkatkan 156 WNI ke Suriah antara Mei dan April 2014. Mereka terbang dari Surabaya, Makassar, Aceh dan Jawa. Sebelumnya, dia juga memberangkatkan 12 WNI ke Suriah, salah satunya adalah Bachrumsyah alias Abu Muhammad al Indonesi yang pernah muncul di salah satu video propaganda ISIS.

WNI, lanjut Chep, punya tugas masing-masing di dalam ISIS, atau yang disebutnya Daulah Khilafah. "Ada yang di garis belakang, memasak, di departemen kesehatan dan di medan perang," kata Chep.

Seorang WNI, kata dia, terluka akibat terkena pecahan granat dalam pertempuran.

"Namanya Asep, orang Tasik, usia 36 tahun. Kupingnya hilang. Asep sedang ada di pertempuran, dia terlambat tiarap dan kena pecahan granat," tutur dia.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER