Jakarta, CNN Indonesia -- Dr. Sukardi Rinakit, tim sukses Jokowi dan anggota dewan pengawas sekaligus peneliti senior pada lembaga riset Soegeng Sarjadi Syndicate, akhirnya memilih untuk bergabung di Kementerian Sekretariat Negara setelah menolak menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk.
“Saya sudah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pak Pratikno dan saya akan mendapat posisi sebagai Staf Khusus Mensesneg," kata Sukardi kepada CNN Indonesia, Senin (6/4).
Salah satu tugas Sukardi nantinya ialah membantu membuat pidato Presiden Jokowi. “Ini jelas bidang saya,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum bergabung dengan Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi memang menjadi penulis pidato Menteri Dalam Negeri dan analis politik Menteri Pertahanan. Latar belakangnya sebagai peneliti terbilang cocok untuk pekerjaan-pekerjaan semacam itu.
Mantan peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta itu mengantongi gelar Doktorandus dari FISIP Universitas Indonesia, Magister dari National University of Singapore, dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari Political Science Department National University of Singapore.
Sukardi mengatakan sengaja menolak jabatan di BTN, sebab perbankan bukan bidang yang ia kuasai. Sukardi merasa pengetahuannya soal itu sangat minim sehingga justru bisa menghambat kinerja BTN.
Kementerian BUMN telah mencoba mengkonfirmasinya soal penunjukan dia selaku Komisaris Utama BTN, namun Sukardi kerap tak bisa dihubungi. “Telepon saya belakangan sering
hang, maklum ponsel tua,” kata dia.
Sukardi membantah penunjukan dia dan sejumlah tim sukses Jokowi lainnya dalam rangka balas budi. “Itu bukan bagi-bagi kue kekuasaan. Yang jelas saya bukan bankir,” ujarnya.
Nama Sukardi direkomendasikan sebagai Komisaris Utama BTN oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Hal itu sempat membuat geger karena Sukardi sejak lama diketahui pakar politik, bukan perbankan.
(agk)