Lelucon Megawati Riuhkan Penutupan Kongres PDIP

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Apr 2015 18:50 WIB
Tak hanya melontarkan lelucon soal kadernya, namun Mega juga berkelakar tentang Puan Maharani dan dirinya.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) menerima palu dari Pimpinan Sidang Frans Lebu Raya (kedua kiri) seusai pengumuman pengurus DPP PDI Perjuangan pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Bali, CNN Indonesia -- Jika dihitung, sepanjang rangkaian penyelenggaraan Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Bali kali ini Megawati telah melakukan lima kali pidato. Sosoknya sebagai negarawan mudah terlihat dari isi pidatonya yang kerap menggugah semangat kadernya.

Namun, di antara pidatonya itu tak jarang juga terselip lelucon-lelucon yang dilontarkan Mega.

Salah satu lelucon Mega yang membuat peserta kongres tak dapat menahan tawa adalah ketika dia mengumumkan nama-nama kader partai yang akan duduk di deretan pengurus Dewan Pimpinan Pusat PDI-P. Seperti saat Mega menyebut nama Wakil Gubernur Djarot Syaiful HIdayat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini beruntung, kalau waktu itu saya tidak memberi mandat pada Pak Jokowi untuk jadi presiden maka ini tak akan jadi wakil gubernur," kata Megawati yang akhirnya membuat peserta kongres tertawa, Jumat (10/4).

Begitupun di saat Mega bercerita soal pertemuan dengan salah satu kader PDI-P di Gedung DPR RI. Pada saat memperkenalkan dirinya kepada Mega, kader tersebut menyebut dirinya sebagai anggota DPR.

"Tetapi waktu saya lihat, ada kata mantan, jadi mantan anggota DPR," kata Megawati yang langsung disambut tawa kader-kader di hadapannya. "Gimana coba? Anggota DPR tapi mantan," imbuhnya.

"Aduuh ada-ada saja anak buah saya ini," kata Megawati sambil tertawa.

Tak hanya itu, lelucon soal suku juga sempat dilontarkan oleh Mega. Dia bercerita, dulu tidak pernah ada pertanyaan siapa dari suku mana. Secara pribadi, Mega mengaku, dia pun tak tahu harus menjawab apa jika diberi pertanyaan itu.

Bahkan, dia pun menyinggung nama anaknya, Puan Maharani, saat mengisahkan leluconnya. "Kalau saya ditanya apa sukumu, bingung saya. Apalagi mba puan, itu kacau balau saya bilang," ujarnya dan lagi-lagi mengundang tawa kader partai.

Tak berhenti di situ, candaan soal suku membuat Megawati mengisahkan soal pertemuannya dengan seorang teman yang membahas soal pertengkaran orang Batak dengan orang Madura.

Mega bercerita bagaimana orang Madura meminta orang Batak tidak berurusan dengan mereka lantaran orang Madura bisa memakan besi.

"Tahu apa tidak kamu itu, kamu suku Batak jangan berani sama Madura. Besi saja bisa dimakan oleh Madura," kata Mega bercerita.

"Batak ini marah kan. Lalu mereka bilang 'sombong sekali kamu ya. Aku ini suku Batak hanya karena Undang-Undang tidak mengizinkan. Jika UU mengizinkan kamu yang aku makan'," kata Megawati.

Tak hanya kepada kader ataupun anaknya, saat sedang bercerita soal suku Batak dan Madura tersebut, Megawati masih sempat 'menyindir' awak media yang setia memperhatian tiap ucapannya. Menurut Mega, para wartawan terlihat lebih rileks padahal biasanya tegang lantaran harus memberitakan setiap ucapannya. (Baca: FOKUS Kongres Partai Penguasa)

"Tak ada hati nurani (media massa ini), pokoknya asal laris saja. Mestinya saya minta bayaran berapa bulan saya di-bully sama media massa. Masya Allah," kata Sang Ketua Umum.

Megawati pun mengingatkan pada semua orang bahwa dirinya tidak selalu menjadi orang yang serius. Dia mengaku jika sudah berbicara humor maka tidak akan bisa berhenti, termasuk kali ini.

Dia bahkan menyadari jika dia seharusnya menutup Kongres IV PDI Perjuangan. "Ini mau nutup kenapa jadi begini ya" kata Megawati sambil tertawa dan melihat para pengurus DPP PDI Perjuangan yang duduk di sampingnya. "Aduh habis selalu disuruh serius terus ketua umum ini. Untung masih lumayan cantiknya," tambah Megawati.

"Kalau tidak begitu masih banyak yang mau tempat duduk saya ini," kata Mega sambil terbahak.

Kongres IV PDI Perjuangan telah secara resmi ditutup oleh Megawati selaku ketua umum terpilih. Dalam kalimat penutupnya, Megawati meminta para kadernya terus mengamankan politik yang ada di Indonesia serta menjalankan amanat tegak lurus pada konstitusi.

"Saya instruksikan kalian untuk mengamankan politik legislasi, politik anggaran, serta kebijakan politik," ujar Megawati yang langsung mendapatkan tepukan tangan dari para peserta kongres. 

"Serta satu lagi adalah menjalankan amanat tegak lurus pada konstitusi," katanya. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER