Jakarta, CNN Indonesia -- Ujian Nasional berbasis komputer (UN CBT) baru dilaksanakan di sekolahan di Indonesia pada 2015 ini. Pengamat pendidikan Darmaningtyas menilai pelaksanaan UN CBT bisa meminimalisir jual beli soal yang marak terjadi selama ini.
"Dengan adanya ujian berbasis komputer banyak manfaat bisa dicapai, yakni mengurangi sakralnya UN sehingga jual beli soal juga bisa diminimalisir," kata Darmaningtyas saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (13/4).
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ujian Nasional Berbasis Komputer akan diikuti oleh 170 ribu orang di seluruh Indonesia dan 724 sekolah yang tersebar di 129 kabupaten/kota di 27 provinsi. Sementara itu, di DKI Jakarta sendiri, hanya 30 sekolah yang terpilih untuk mengikuti UN CBT tersebut.
(Baca Juga: FOKUS: Cara Baru Ujian Nasional)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmaningtyas mengatakan UN CBT saat ini masih bersifat uji coba. Tujuannya adalah untuk mengefisiensikan pelaksanaan Ujian Nasional konvensional yang selama ini dinilai ribet dan bertele-tele. Dia mencontohkan misalnya dalam proses penilaian tidak perlu melalui tahapan yang panjang dan rumit, seperti UN konvensional yang menggunakan kertas.
(Baca Juga: Tinjau UN, Ahok Tekankan Kejujuran Kepada Siswa)Selama ini, proses penilaian, katanya, mesti melewati beberapa tahapan seperti dari sekolah ke rayon lalu ke kecamatan, kabupaten, provinsi dan terakhir pusat untuk kemudian mendapatkan penilaian. Sementara itu, melalui UN CBT, proses penilaian bisa langsung terekam server lokal dan diakses oleh pusat.
"Prosesnya akan lebih efisien dan cepat," katanya menyampaikan apresiasinya atas cara baru Ujian Nasional tersebut.
Lebih jauh lagi, dia juga menjelaskan melalui UN CBT tidak perlu ada lagi pengawalan dari kepolisian atas pengiriman dan distribusi soal sehingga tekanan psikologis pada siswa menjadi jauh berkurang.
"Kalau dulu suasananya jadi tegang karena banyak polisi berjaga di sekitar sekolah. Sekarang tidak lagi,"kata dia menegaskan.
(Lihat Juga: Menteri Anies Tinjau Pendistribusian Soal UN)Secara keseluruhan, dia menilai pelaksanaan UN CBT perlu mendapatkan dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak, baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga instansi lain terkait, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menjamin pengadaan daya listrik serta ketiadaan pemadaman bagi sekolah yang mengadakan UN CBT.
(utd)