Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksanaan Ujian Nasional pada 2015 ini mulai mengadaptasi sistem berbasis komputer yang diikuti oleh ratusan ribu siswa di seluruh Indonesia. Untuk mendukung pelaksanaan UN CBT, Kepala Dinas DKI Jakarta Arie Budhiman telah mengirimkan surat kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menyediakan genset bagi sekolah pelaksana ujian berbasis komputer.
"Saya sudah berkirim surat ke PLN dan meminta genset. Jadi ada cadangan 10 persen," kata Arie Budhiman di sela tinjauan ke SMK 27, Senin (13/4) pagi.
Dalam tinjauan itu, Arie beserta Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mendampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke dua sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional, yakni SMK 27 Jakarta dan SMA Santa Ursula.
(Baca Juga: FOKUS Cara Baru Ujian Nasional)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan tersebut, Arie mengatakan Ujian Nasional kali ini di ikuti oleh 130.098 siswa. Sementara itu, sekolah yang berpartisipasi dalam pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer sebanyak 30 sekolah.
Dia juga melaporkan keadaan pelaksanaan Ujian Nasional di SMA dan SMK di DKI Jakarta berjalan lancar baik dari segi distribusi soal dan pengamanan ujian.
"Sejauh ini tidak ada laporan kendala, baik dari distribusi dan pengamanan ujian," ujar dia.
Sementara itu, Ahok menekankan kepada siswa sekolah untuk mengedepankan kejujuran saat mengerjakan soal-soal ujian kelulusan mereka.
"Anak-anak tidak hanya lulus ujian, tapi mengedepankan jujur. Jujur, kalau enggak, akan ikut edan. Yang jujur lebih untung. Bukan cuma etika dan kejujuran jadi integritas," kata Ahok.
(Lihat Juga: Tinjau UN, Ahok Tekankan Kejujuran kepada Siswa)Kepada para siswa, Ahok pun menekankan pentingnya kreativitas dan bersosialisasi dengan sesama. Ia menganggap, ide dan gagasan lebih utama dibandingkan modal ataupun materi.
"Hal yang paling penting kreativitas dan relasi baik. Kalau Anda mau kreatif, harus bertakwa kepada Tuhan. Orang kreatif pasti kreator, kalau modal urusan kedua," ucapnya.
(utd)