Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie memamerkan hasil rancangan pesawat baru bernama R80 yang akan digarap oleh perusahaan yang didirikan dan dimilikinya, Regio Aviasi Industri. Ia berharap Presiden Joko Widodo bisa memberikan dukungan untuk produksi pesawat ini.
Habibie mengungkapkan, saat ini pengerjaan R80 masih dalam tahap desain awal. Meski demikian, studi kelayakan pesawat ini telah dilakukan di Amerika Serikat. Ia menargetkan, R80 sudah mulai mengudara pada 2019 jika pemerintah memberikan bantuan.
"Kami sudah lakukan studi kelayakan selama dua tahun di Amerika Serikat. Jawabannya ini. Ini yang paling tepat untuk Indonesia," ujar Habibie kepada Jokowi saat menunjukkan miniatur R80 dalam acara National Innovation Forum, Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Senin (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk
financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang dalam arti mengatakan 'silakan', karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," kata Habibie.
Menanggapi permintaan Habibie, Jokowi menyatakan siap membantu. "Ya, ini seharusnya mendapatkan perhatian dan menjadi proyek nasional," ujar dia.
Habibie kemudian membeberkan apa saja kelebihan pesawat R80 dibanding pesawat lainnya. Ia menjelaskan, pesawat generasi baru yang digerakkan oleh baling-baling memiliki kelebihan seperti mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, yaitu sekitar 80 hingga 90 orang. Selain itu, waktu berputar yang singkat, hemat bahan bakar, dan perawatan yang cenderung lebih mudah.
Habibie bahkan menyebutkan, R80 akan mampu bersaing dengan kehebatan Boeing 777, karena lebih cocok digunakan untuk tipe bandara khas negara kepulauan seperti Indonesia. (Baca juga:
Jokowi Janji Suntik Dana untuk PT Pindad)
Hingga saat ini, papar Habibie, Regio Aviasi Industri sudah mulai mendapatkan pesanan yang sebagian besar pemesan merupakan maskapai penerbangan komersial dalam negeri.
Manajer Marketing Regio Aviasi Industri Wuri Rejeki menuturkan, terdapat tiga perusahaan maskapai penerbangan komersial dalam negeri dengan total pesanan 145 unit pesawat. Tiga perusahaan yang telah menandatangani
Letter of Intent (LoI) antara lain, Nam Air yang memesan 100 unit, Kalstar yang memesan 25 unit, dan Trigana Air yang memesan 20 unit.
Menurut Wuri, R80 diminati sejumlah maskapai penerbangan dalam negeri karena kecepatan yang dimiliki lebih baik dibandingkan pesawat baling-baling yang ada saat ini. Diharapkan dengan kecepatan lebih baik, maka pesawat bisa menambah frekuensi perjalanan yang dilakukan.
"R80 pakai
computerized, kecepatan lebih tinggi dari
propeller yang ada saat ini. Untuk bandara sedang jadwal operasi jam 06.00 sampai 18.00," kata dia.
Wuri berharap pemerintah mampu memberikan bantuan industri penerbangan saat ini, termasuk dalam membuat pesawat asli buatan Indonesia. "Pabrik pesawat di tempat lain diberikan dukungan oleh pemerintahnya bukan dalam bentuk uang, tapi jaminan karena ini adalah industri strategis," ujar dia. (Baca juga:
Ilham Habibie Hidupkan Lagi Pesawat Ayahnya)
(sur/sur)