Jakarta, CNN Indonesia -- Pembentukan polisi parlemen kini tengah ramai diberitakan. Anggota Badan Legislasi (Baleg) Martin Hutabarat membenarkan adanya rencana mengenai hal tersebut, meskipun masih tahap diskusi di Baleg.
Dia menegaskan belum ada keputusan atau pembicaraan lebih lanjut mengenai hak tersebut.
"Baru pemikiran. Belum diputuskan," ujar Martin di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, dia mengungkapan usulan tersebut muncul dari diskusi-diskusi yang berkembang di Baleg.
Dalam diskusi tersebut timbul usulan pengaturan pengamanan dengan adanya polisi khusus yang menangani kompleks Parlemen. "Seperti di Bali ada polisi wisata," katanya.
Selain itu, Martin juga menyebutkan dasar dari usulan tersebut, yakni karena DPR merupakan tempat yang strategis dan juga rentan akan adanya penyusupan.
Dia menyebutkan contoh kericuhan yang juga tengah marak terjadi, seperti ledakan yang terjadi di Tanah Abang pada Rabu (8/4) lalu.
"Jangan sampai ada teroris. DPR harus steril dari aksi (terorisme) tersebut. Dikhawatirkan teroris masuk. Mereka kan canggih, bisa bunuh diri. Pengamanan ini jangan hanya menjadi tanggung jawab Pamdal semata," tegasnya.
"Kami mau polisi aktif terlibat aktif mengawasi," jelasnya.
Selain itu, Politikus Partai Gerindra ini menilai pengamanan yang ada di kawasan parlemen tidak jauh lebih profesional daripada pengamanan yang diberikan di hotel-hotel berbintang.
Salah satu alasannya adalah kurangnya koordinasi antara pengamanan di Gedung DPR, MPR, dan DPD.
"Saya lihat, lebih profesional (pengamanan) yang di hotel. Padahal DPR ini 100 kali lebih penting dari hotel," ungkap Martin.
(meg)