Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah selesai menganalisis indeks integritas di Yogyakarta. Hasilnya menujukkan siswa di Yogyakarta telah melaksanakan ujian nasional (UN) dengan jujur meski soalnya telah bocor.
Dalam siaran persnya, Mendikbud Anies Baswedan menyatakan tidak ditemukan anomali (penyimpangan) pada nilai rerata sekolah. Analisis juga menunjukkan indeks integritas di Yogyakarta tetap tinggi seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Melihat hasil tersebut, Anies meyakini bahwa UN di Yogyakarta telah berjalan dengan baik dan jujur. Karenanya, ia mengaku bangga dan terkesan para siswa di Yogyakarta yang secara kolektif memilih tidak menggunakan dokumen terlarang dalam persiapan UN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apresiasi harus kita berikan untuk siswa yang memilih jujur dan tidak melakukan kecurangan. Anak-anak ini seperti orang puasa di siang hari yang panas lalu diiming-imingi minuman dingin dan secara sadar menolaknya,” ujar Anies seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima CNN Indonesia pada Rabu (22/4).
Anies juga memberikan apresiasi kepada orangtua siswa dan guru yang memilih menjalani UN dengan jujur. “Rasa salut saya sampaikan untuk para orangtua, guru, pendidik, yang telah berhasil membentuk anak-anak berintegritas di Yogyakarta. Anak-anak berintegritas seperti inilah yang bangsa ini butuhkan,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Anies telah mengumumkan bahwa soal Ujian Nasional (UN) 2015 yang diunggah ke Google Drive adalah 30 paket UN IPA SMA yang diperuntukkan untuk Aceh dan Yogyakarta.
Polri sebelumnya menyatakan kesulitan untuk melacak pelaku pembocoran soal UN di fasilitas penyimpanan data daring Google Drive. Salah satunya karena situs itu sempat ditutup oleh Kemendikbud.
Walau demikian, Polri sudah menemukan jalan memutar untuk mengakses situs tersebut. Penyidik telah bekerjasama dengan Google untuk dapat mengakses data-data yang dibutuhkan.
Polri tidak menyalahkan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memblokir data tersebut. Menurutnya, itu adalah salah satu upaya untuk mencegah perluasan kebocoran yang telah terjadi. "Tidak apa-apa. Toh dengan kerjasama dengan Google juga bisa dibuka lagi," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Inspektu Jenderal Anto Charliyan.
Menurut Anton, penyidik saat ini juga masih berupaya menelusuri IP (Internet Protocol) Address pengunggah soal-soal bocor itu ke internet. Penelusuran ini, hingga saat ini masih belum berbuah hasil.
(hel)