Jakarta, CNN Indonesia -- Gerbang depan Rumah Persemayaman Abadi di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (29/4), masih tertutup rapat. Selain otoritas Kedutaan Besar Australia dan Kepolisian Sektor Tanjung Duren, manajemen rumah duka ini tidak mengizinkan pihak-pihak lain masuk.
Seorang petugas keamanan rumah duka menginformasikan, saat ini jenazah terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, sedang ditempatkan di ruang pendingin. Ia berkata, proses pemberian obat pengawet jenazah masih berlangsung hingga sekitar pukul 16.00 WIB tadi.
"Masih menunggu pihak keluarga mereka datang," ujarnya dari belakang gerbang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas tersebut menuturkan, sore ini jenazah kedua tereksekusi itu akan segera dimasukkan ke dalam peti kayu. Lalu, peti tersebut, lanjutnya, akan dilapisi peti kargo berbahan tripleks yang baru saja dibuat siang ini.
Meski akan diletakkan di peti mati, petugas rumah duka itu menjamin pihak keluarga masih berkesempatan melihat jasad Andrew dan Myuran.
Sementara itu, beberapa orang yang mengaku sebagai teman Andrew mulai berdatangan sore ini. Tak boleh melayat, mereka pun tertahan di depan gerbang rumah duka.
Salah satu dari mereka adalah Juli. Ia mengaku mengenal Andrew dan Myuran beberapa tahun silam, ketika ia dan rekan-rekannya dari Gereja Bethel Indonesia Rock Jakarta melakukan pelayanan rohani di Lapas Kerobokan Bali.
"Mereka telah bertobat dan melakukan banyak hal positif bagi narapidana di lapas," ucapnya.
Juli bertestimoni, Myuran kerap memberikan pelatihan melukis bagi teman-teman napinya. Tak jarang, Myuran mengadakan fund rising melalui lukisan-lukisan. "Hasilnya untuk memperbaiki fasilitas di lapas," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum satu pun keluarga Andrew dan Myuran yang datang ke rumah duka. Informasi yang CNN Indonesia peroleh, Michael, kakak Andrew, sedang dalam perjalanan darat dari Cilacap menuju rumah duka.
(obs)