Jakarta, CNN Indonesia -- Longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Selasa (5/5) kemarin membawa korban jiwa. Hingga Rabu (6/5) pagi ini, sebanyak empat orang tewas, sembilann luka-luka dan sembilan orang lainnya masih dalam pencarian. Mereka yang tewas telah ditemukan dan tiga orang berusia lanjut, yaitu adalah Iran, lelaki berusia tahun, Dating, perempuan berumur 60 tahun dan Pardi, lali-laki berusia 70 tahun. Satu korban adalah bayi perempuan bernama Naela yang berusia 1,5 tahun.
“ Satu orang luka berat (Rukman) dirawat di RS Al Iksan sedangkan 8 orang luka ringan sudah pulang ke rumahnya atau kerabatnya. Diperkirakan 9 orang masih tertimbun longsor. Ini yang masih terus kita cari, ” ujar Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu, akibat longsor ini, sebanyak 123 orang mengungsi di balai desa dan rumah kerabat karena takut gempa susulan. Kerugian material lain adalah sebanyak 8 rumah tertimbun longsor dan pipa gas putus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutopo menjelaskan, gejala longsor ini sesungguhnya sudah diperiksa oleh Tim Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, pada 2 Mei 2015 atas permintaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung.
Hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal. Juga terlihat retakan dan nendatan sedalam 2,5 m, sepanjang 500 m.
Longsoran mengancam satu kampung yg terdiri dari 52 KK (200 jiwa) dan mengancam pipa panas bumi milik Star Energy sepanjang 500 meter. Rekomendasi, lanjut Sutopo, telah disampaikan kepada Star Energy untuk memindahkan jalur pipa karena gerakan tanah terus berlangsung. Rekomendasi, lanjut Sutopo juga diberikan kepada BPBD untuk melakukan evakuasi penduduk kampung mengingat curah hujan masih berlangsung.
Sutopo menjelaskan bahwa meski bisa terdeteksi, longsor tidak bisa diprediksi dengan akurat. Meskipun ditemui retakan dan rayapan, longsor tidak seketika langsung terjadi. Seringkali butuh waktu yang lama untuk terjadi longsor. Inilah yang membuat masyarakat sering tidak mau dievakuasi karena tidak yakin dengan ancamannya. Namun yang paling utama, evakuasi ini akan mengganggu kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
(hel)