Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat demisioner Marzuki Alie yang semula disebut akan maju sebagai calon Ketua Umum Demokrat, hari ini, Rabu (13/5), tak lagi berada di arena Kongres IV Demokrat di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur.
Marzuki telah meninggalkan Kongres Demokrat semalam, Selasa (12/5), usai agenda pembacaan laporan pertanggungjawaban pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Tak berlama-lama, ia langsung bertolak ke Bandara Juanda dan terbang ke Banyuwangi di ujung timur Pulau Jawa.
“Saya punya usaha di Banyuwangi. Saya hadir di Kongres sampai laporan pertanggungjawaban pengurus partai dibacakan,” kata Marzuki kepada CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal sisa rangkaian kegiatan Kongres, termasuk pemilihan Sekretaris Jenderal Demokrat, Marzuki mengatakan itu bukan wewenangnya. “Itu urusan pemegang hak suara, Ketua Umum Demokrat, dan Formatur,” kata mantan Ketua DPR itu.
Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Demokrat terpilih akan menunjuk Formatur, dan Formatur itu nantinya yang bakal menentukan siapa-siapa saja yang akan dimasukkan ke pengurus DPP Demokrat periode 2015-2020.
“Jadi terserah Ketua Umum,” ujar Marzuki.
Sejak akhir 2014, nama Marzuki santer disebut berniat mengajukan diri menjadi calon Ketua Umum Demokrat. Hal itu antara lain dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua.
Selama ini Marzuki dikenal tak selalu seia-sekata dengan SBY. Saat SBY menjagokan Andi Mallarangeng pada Kongres Demokrat 2010 misalnya, Marzuki justru ikut maju mencalonkan diri meski ia saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat. SBY kala itu dikabarkan tak senang dengan ide pengurus inti DPP rangkap jabatan dengan posisi di eksekutif atau legislatif.
Sepekan sebelum Kongres Demokrat, Senin (4/5), Marzuki mengatakan maju sebagai calon ketua umum merupakan hak semua kader. Ia juga tak merasa ‘bebal’ atau tak patuh kepada SBY. (Baca juga:
Mubarok Sebut Penantang SBY Galang Kekuatan Sembunyi-sembunyi)
“Kalau ada kader berbeda pandangan dan sikap, itu wajar. Partai Demokrat dibangun berdasarkan nilai-nilai demokratis. Saya yakin Pak SBY paham,” kata pria asal Palembang itu.
Marzuki juga menyindir orang-orang di lingkaran SBY yang membuat sang ketua umum, menurutnya, salah mengartikan aspirasi kader. “Pada Kongres Luar Biasa di Bali, SBY bilang dia atau keluarganya tak ingin lagi menjadi Ketua Umum Demokrat. Itu kan pesan yang jelas,” ujar Marzuki.
Apapun, SBY akhirnya mengumumkan bersedia maju menjadi calon Ketua Umum Demokrat dan semalam disahkan kembali sebagai nakhoda Demokrat lima tahun ke depan. Sebelum Kongres, SBY menyatakan mau memimpin Demokrat apabila hal itu memang yang dikehendaki oleh seluruh kader Demokrat.
Secara terpisah, Ketua DPP Demokrat Ulil Abshar Abdalla menyatakan Demokrat memilih SBY sebagai ketua umum untuk menghindari partai diobok-obok seperti yang telah menimpa Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan.
Ulil menyebut ada upaya memecah-belah Demokrat melalui oknum-oknum internal partai. Oleh sebab itu figur SBY dianggap penting untuk menangkal intervensi itu. SBY dipandang sebagai tokoh kuat dengan pengalaman dan kompetensi luar biasa sehingga dapat menjaga keutuhan partai.
(agk)