Panglima TNI: Imigran Gelap Dibantu, Namun Dicegah Merapat

Resty Armenia | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mei 2015 09:45 WIB
Panglima TNI Moeldoko menyatakan jika suku Rohingnya terus berusaha memasuki wilayah Indonesia dan Pemerintah membuka akses, maka akan terjadi eksodus.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko melakukan pengecekan kesiapan para anggota TNI yang akan melakukan penjagaan KTT Asia Afrika di Silang Monas, Rabu (15/4). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyatakan bakal membantu hampir 800 manusia perahu (imigran gelap) yang terdampar di garis pantai Indonesia pada Jumat pagi (15/5), dengan kondisi kelaparan dan sakit. Namun di sisi lain, otoritas militer dalam negeri juga menyatakan bakal tegas untuk mencegah adanya eksodus ke Indonesia.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkapkan, Indonesia akan tetap memberikan pasokan bantuan kepada imigran yang merupakan suku Rohingnya itu. Namun, ia menegaskan akan tetap mencegah kapal-kapal penduduk yang berasal dari Myanmar itu untuk merapat ke wilayah daratan.

"Untuk suku Rohingnya, sepanjang dia melintas Selat Malaka, kalau dia ada kesulitan di laut, maka wajib kita bantu. Kalau ada sulit air atau makanan, kita bantu, karena ini terkait kemanusiaan. Tapi kalau mereka memasuki wilayah kita, maka tugas TNI untuk menjaga kedaulatan," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diusahakan (perahu suku Rohingnya) tidak masuk ke wilayah kita," kata dia menegaskan.

Moeldoko menilai, jika kapal-kapal tersebut memasuki wilayah negara, maka akan memunculkan persoalan tambahan. Ia mengambil contoh, kala masyarakat Timur Tengah yang tadinya berniat untuk bermigrasi secara ilegal ke Australia, justru tertangkap di Indonesia.

"Malah tertangkap di sini, muncul masalah baru. Urusan masyarakat Indonesia sendiri saja tidak mudah. Jangan lagi dibebani persoalan ini," ujar dia.

Sang Jenderal pun berpendapat, jika suku Rohingnya terus berusaha memasuki wilayah Indonesia, dan Pemerintah membuka akses, maka akan terjadi eksodus. Oleh sebab itu, ia mengaku telah membentuk tim khusus untuk melakukan patroli di perbatasan laut, udara, dan darat untuk mencegah terjadinya eksodus tersebut.

Sementara, untuk manusia perahu yang telah berhasil mencapai daratan Indonesia dan diselamatkan oleh nelayan di Aceh, Moeldoko menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri agar bisa dibicarakan antarnegara.

Sebelumnya, Khairul Nova, petugas Basarnas di Langsa, Provinsi Aceh, seperti dikutip dari Reuters menuturkan, informasi terbaru yang ia miliki terdapat 794 orang ditemukan di tengah laut dan dibawa ke daratan oleh nelayan pada Jumat (15/5) pukul 05.00 pagi.

"Mereka sementara ditempatkan di gudang pelabuhan," kata Khairul.

Setidaknya 1.400 imigran ilegal terdampar di Aceh dan kurang lebih 1.000 lainnya terdampar di Malaysia. Untuk diketahui, Aceh hanya dibatasi oleh Selat Malaka dari Thailand dan Malaysia. Meskipun demikian, dua perahu yang berisi imigran lainnya dilaporkan memutar arah.

Lebih lanjut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen TNI) Fuad Basya mengkonfirmasi informasi ini kepada CNN Indonesia dan menyatakan bahwa TNI masih mendalami kasus ini Hal tersebut utamanya terkait tujuan para imigran dan motif para penyelundup menelantarkan mereka di perairan Indonesia.
(gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER