Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, 17 tahun yang lalu, Presiden Soeharto lengser setelah 32 tahun berkuasa. Orde Baru berakhir diganti Orde Reformasi. Sebuah sejarah baru pun di mulai.
Peristiwa lengsernya The Smiling General ini diingat oleh Bangsa Indonesia. Tetapi tampaknya tidak demikian dengan Keluarga Cendana - sebutan buat Keluarga Soeharto. (Baca juga:
Suasana Genting di Cendana Malam Jelang Kejatuhan Soeharto)
Setidaknya dari dua anak Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau yang biasa dipanggil Tommy dan Siti Hediyati Hariadi atau Titiek Soeharto. Dalam lini masa keduanya, tidak ada satu pun yang berkicau perihal kejatuhan bapaknya, atau apa pun yang terkait dengan sang bapak atau reformasi. (Baca juga:
Mantap Mundur, Soeharto Rebut Pulpen dari Tangan Yusril)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tommy di akun twitternya @HutomoMP_9 malah sibuk berkicau soal kisruh Golkar. Setidaknya, ada enam kicauan, lima kicauan diberi nomor dan dua tidak, yang disampaikan di lini masanya di hari di mana bapaknya lengser. Kicauan itu berpusat soal dorongan Tommy agar Golkar menggelar munas luar biasa (MLB).
Kicauan Tommy dibuka, “1. Untuk teman DPD1-2 apa masih serius mau ikut Pemilu kada, saat ini kejelasan masih semu, Ingat tanpa adanya MLB tidak mungkin bisa ke KPU.” “2. Mereka Masih Asyik goreng Sana Sini, Sementara Kepastian Pilkada Bagi DPD1,2 masih tidak jelas, Ayo bangun dari tidur sebelum terlambat,” “3. Teman2 DPD1,2 Harus berani Demi eksistensi Kader daerah Yang akan Maju Pilkada Nanti, Mari Persiapkan Munas Luar Biasa Golkar,”.
“4. Saya Siap menfasilitasi MLB Golkar Jika Memang Harus begitu, demi menyelamatkan Partai dan Kader yang akan Maju Pilkada Nanti.” “5. Silakan Koordinasi, Mari Kita adakan Munas Luar Biasa Golkar, Golkar Harus Ikut Pilkada, Tidak Ada Alasan utk melarang Golkar Maju Pilkada.
Sementara satu kicauan yang tidak diberi nomor, Tommy yang juga pebalap nasional itu menyatakan, “Hanya ada dua pilihan untuk meloloskan Partai Golkar memperjuangkan kader2 terbaik menuju PILKADA” ISLAH Atau Munas Luar Biasa secepatnya.”
Belakang, Tommy di twitternya menunjukkan perhatian yang luar biasa terhadap Golkar yang tengah berkonflik. Ketua Tim Sukses Tommy di Munas Golkar Riau 2009, Justiani menyatakan perhatian Tommy terhadap Golkar karena Tommy ingin menyelamatkan partai berlambang pohon beringin itu. Tommy, sebut Justiani, melihat Golkar adalah warisan dari bapaknya yang harus dijaga dan dirawat. “Karena itu, Mas Tommy cinta sekali dengan Golkar,” kata Justiani.
Hal serupa juga terjadi di akun Titiek Soeharto @TitiekSoeharto. Hari ini, mantan istri Prabowo Subianto lebih banyak meretweet kicauan terkait sebuah berita dari situs berita online yang mengutip pendapat dirinya.
Berita itu berjudul, "Menurut Titiek, Orde Baru pada era Soeharto Lebih Baik daripada Saat Ini. Itu satu-satunya di lini masa dirinya yang menyinggung soal almarhum bapaknya di hari di mana 17 tahun lalu sang bapak lengser.
Kicauan Titiek yang penting dilontarkan pada Senin (18/5) kemarin. Sama seperti adiknya, kicauan Titiek juga diberi nomor. Jumlahnya, juga kebetulan sama, yakni enam buah.
Kicauan Titiek dimulai dengan, “1. Kepada segenap elemen Golkar, baik pengurus, anggota, maupun simpatisan, pusat hingga daerah, mari kita bersatu padu. “2.Mari kita jadikan Golkar wadah perjuangan memajukan bangsa. “3.Wadah yang bisa memayungi potensi-potensi terbaik bangsa untuk berpartisapasi secara penuh memajukan bangsa.
“4. Mari kita satukan energi kebangsaa kita. Bangsa kita terlalu lama didera konflik horisontal, termasuk konflik kepartaian yang tidak perlu.” “5. Saatnya semua kita akhiri konflik-konflik yang tidak perlu, dan fokus memajukan bangsa. “6. Salam karya, salam pembangunan.”
Titiek menjadi satu-satunya anak Soeharto yang terjun aktif di politik. Titiek menjadi Ketua DPP Golkar sejak di Munas Riau 2009 di mana dalam munas itu Tommy maju sebagai calon ketua umum namun kalah oleh Aburizal Bakrie. Kini Titiek jadi Wakil Ketua Umum Golkar kubu Aburizal Bakrie. Titiek pun kini jadi anggota DPR.
Sejak konflik Golkar antara Agung Laksono dan Aburizal Bakrie, Titiek yang menggagas adanya pertemuan antara Tommy dengan kedua orang itu untuk mencari jalan keluar konflik Golkar.
Titiek juga yang sejak konflik itu muncul sering menyatakan bahwa para kader di daerah menginginkan Keluarga Cendana yang mengambil alih Golkar. Namun, belakangan, Titiek menyebutkan bahwa Keluarga Cendana tidak ada keinginan untuk mengambil alih atau menguasai kembali Golkar.
(hel)