Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan tidak ada gangguan ketertiban yang berarti selama aksi massa memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Reformasi 20-21 Mei lalu. Selama dua hari, Polri menyebut mampu mengatasi situasi yang terjadi di setiap titik aksi mahasiswa dan pemuda.
"Ada beberapa persitiwa tapi tidak terlalu besar di beberapa lokasi, dan itu bisa diatasi petugas kewilayahan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto, Jumat (22/5).
Agus mengatakan, kejadian tersebut terjadi karena ada pergerakan massa ke wilayah yang belum disiapkan untuk mengadapi aksi massa. "Jadi kami terpaksa lakukan antisipasi dan batasi sesuai undang-undang. Tapi secara umum berlangsung tertib," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca:
Unjuk Rasa Depan Istana Rusuh, Jokowi Aktivitas Seperti Biasa)
Namun Agus mengaku belum menerima informasi lengkap dari petugas-petugas kepolisian di wilayah. Karena itu dia belum bisa mengungkapkan hasil evaluasi secara mendetail soal evaluasi pengamanan aksi massa itu.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah melangsungkan kegiatan demonstrasi secara tertib. Selebihnya, dia meminta maaf karena terpaksa mengalihkan lalu-lintas di beberapa tempat terkait aksi-aksi itu.
(Baca:
Catatan di Seputar Momen Kebangkitan Nasional)
"Saya yakin segala komponen masyarakat mengerti. Ini semua kami lakukan demi keamanan dan kenyamanan," kata Agus.
Pantauan CNN Indonesia, Sejumlah aksi massa memang terjadi pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Suasana menegangkan malah sempat terjadi di sekitar Istana Negara pada sore hari ketika massa membakar ban. Ratusan peserta aksi yang didominasi oleh kalangan mahasiswa tanpa henti meneriakan segala jenis tuntutan terhadap pemerintahan Joko Widodo.
(FOKUS:
Di Balik Aksi Kebangkitan Nasional)
Setelah terjadi insiden bakar ban, peserta aksi juga menarik pagar kawat duri yang membatasi areal steril Istana dengan ruas jalan yang menjadi titik lokasi demonstrasi.
Aksi tersebut mendapat respons dari pihak kepolisian. Tarik-menarik pagar kawat duri pun tak terhindarkan. Polisi berusaha menenangkan massa aksi namun pagar kawat duri tetap dipaksa ditarik oleh pengunjuk rasa.
(FOKUS:
Mengingat Kembali Reformasi)
Meski demikian, Presiden Joko Widodo di dalam Istana tetap melanjutkan agenda kerjanya seperti yang dia lakukan setiap hari. Suara ribut aksi demonstrasi yang berlangsung sejak siang hari, 20 Mei, terdengar hingga lingkungan dalam Kompleks Istana Kepresidenan. Namun kegiatan di dalam Istana berlangsung seperti tak ada kejadian apapun di luar.
(rdk)