Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah gerakan massa dikabarkan akan dilakukan besok, Rabu (20/5), di seluruh Indonesia. Demo akbar itu dikabarkan bertujuan untuk menurunkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mengomentari rencana demo akbar tersebut sebagai aksi yang sah untuk dilakukan. Namun dia pun menegaskan gerakan massa tersebut tetap harus memiliki dasar-dasar yang kuat.
"Kalau ada aksi atau dukungan dari mahasiswa menurut saya sah-sah saja," kata Fadli saat ditemui di kompleks DPR, Selasa (19/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal itu bisa dilakukan asal didompleng dasar dan intelektualitas yang kuat. Jadinya bagus," ujarnya.
(Baca juga: Polri Sudah Siapkan Pengamanan untuk 20 Mei)Dia menambahkan, tugas para mahasiswa memang melakukan suatu kajian dan analisa. Kajian analisa tersebut pada akhirnya akan bertujuan untuk melakukan perubahan.
"Mahasiwa
kan tugasnya melakukan suatu kajian dan analisa yang kemudian menjadi pergerakan mahasiswa untuk perubahan. Maka itu sah-sah saja," ujar Fadli.
Saat ini, berbagai antisipasi dilakukan kepolisian untuk mengamankan jalannya aksi demo akbar besok. Selain menyiapkan 7 ribu personel, polisi juga mulai merancang rekayasa lalu lintas.
Menurut Kepala Bagian Operasi Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budi Anto, pengalihan arus mungkin saja dilakukan besok saat unjuk rasa berlangsung.
Terutama jika massa memenuhi jalur protokol seperti Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin. "Melihat kondisi di lapangan, apabila harus dialihkan akan dilakukan," kata Budi usai apel gelar pasukan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/5).
Polda Metro Jaya menyiapkan 7 ribu yang merupakan personel gabungan termasuk personel bantuan dari TNI. Selain untuk mengamankan wilayah ibu kota, para personel ini juga bertugas untuk mengawal dan mengamankan peserta unjuk rasa.
Sebelumnya saat memimpin apel gelar pasukan polisi pengamanan peringatan Hari Kebangkitan Nasional Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengimbau masyarakat agar menghindari jalur yang kemungkinan menjadi titik aksi unjuk rasa.
Dalam peringatan hari kebangkitan besok, Polisi menurut Unggung juga tidak akan menggunakan sejata api. Polisi hanya menggunakan gas air mata serta alat pengaman yang bersifat persuasif sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 1 tahun 2009. "Saya tekankan tidak ada yang membawa senjata api, provost akan mengecek anggota sebelum pengamanan dilakukan," kata Unggung.
(meg)