Di Lemhanas, Megawati Gagas Paham Sosialisme Gotong Royong

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 29 Mei 2015 06:39 WIB
Mega merasa jejak sejarah yang terekam dalam BPUPKI dan PPKI sempat dibelokkan, dikaburkan, dan diberi makna yang berbeda.
Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri (kiri) saat berbincang dengan Presiden Vietnam Truong Tan San (kanan) sebelum mengikuti Historical Walk dalam rangkaian Peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Hotel Savoy Homann, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Republik Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri menilai masih banyak di antara kalangan masyarakat yang kebingungan dengan paham yang dianut oleh negara. Kondisi tersebut dianggap sebagai belum adanya pendirian teguh yang dianut bangsa. Ketua Umum PDI Perjuangan ini lantas mewacanakan paham sosialisme gotong royong untuk Indonesia.

"Apakah kita menempuh jalan kapitalisme yang bertumpu pada liberalisme, atau menempuh jalan sosialisme?" ujar Mega dalam kuliah umum di Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta kemarin.

Pertanyaan itu muncul lantaran Mega merasa jejak sejarah yang terekam dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sempat dibelokkan, dikaburkan, dan diberi makna yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sidang BPUPKI, kata Mega, para pendiri bangsa telah berkonsensus terhadap dasar Indonesia yang merdeka, yakni Pancasila. Jika disaripatikan, ujar dia, Pancasila berintikan gotong royong.

Atas hipotesis tersebut, Mega lantas mempertanyakan sejauh mana semangat gotong royong bisa disandingkan dengan paham libelarisme, kapitalisme, dan/atau sosialisme. Peneguhan paham itu penting demi menentukan arah jalan masa depan bangsa.

Mega mengatakan istilah gotong royong bukan untuk diartikan dalam pemahaman fisik sebagai bentuk kerja bakti. Gotong royong menurut Mega adalah paham yang dinamis, suatu kerja dengan keyakinan bersama.

"Gotong royong adalah prinsip tolong menolong. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul," kata Mega.

Dengan mencermati setiap kata dalam pembukaan UUD tahun 1945, serta memerhatikan keseluruhan substansi Pasal 33, dan tanggung jawab negara untuk menciptakan penghidupan yang layak, ujar Mega, maka semangat gotong royong harus terwujud di Indonesia

"Kita tidak boleh ragu, bahwa arah yang kita tempuh adalah suatu bentuk sosialisme ala Indonesia, suatu sosialisme gotong royong. Itulah kepribadian Indonesia," kata Mega.

Sebelumnya, Megawati dalam sambutannya di Kongres IV PDIP April lalu, mengobarkan semangat-semangat perjuangan Bung Karno. Mega menyatakan Indonesia harus bangkit di atas kepercayaan diri sendiri untuk menuju kejayaan bangsa dan disegani di mata dunia. “Bangsa Indonesia memiliki cita-cita besar, gagasan Indonesia merdeka, kepercayaan diri menjadi modal utama,” kata Mega saat itu dalam pidato politiknya. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER