Jakarta, CNN Indonesia -- "Orang kalau sakit biasa kan harus pergi ke puskesmas terlebih dahulu. Itu masih ada orang yang sakit maunya langsung ke rumah sakit," kata Kepala BPJS Kesehatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Andayani B Lestari kepada CNN Indonesia saat ditemui di acara pembagian Kartu Sakti di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (2/6) sore.
Lebih lanjut Andayani mengatakan, dari sisi kepesertaan juga masih mengalami kendala. Banyak warga yang mendaftar BPJS mendadak karena sudah terserang penyakit. "Orang mendaftar masih pada waktu menjelang sakit. Seharusnya kan sekarang semua orang mendaftar jadi peserta BPJS Kesehatan," ujar Andayani.
Tak hanya peserta yang mengalami pemahaman yang kurang mengenai BPJS Kesehatan, para provider seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit pun dianggap masih ada yang belum paham mengenai pelaksanaan BPJS Kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Provider itu kan harus paham juga, misalnya puskesmas, kalau orang sakit biasa saja kan tidak dirujuk. Tapi kalau pesertanya ngeyel langsung dirujuk," ujar Andayani. Padahal sebenarnya rumah sakit sudah tidak mampu menampung lagi, akibatnya antrean di rumah sakit pun menumpuk.
Hal ini ternyata menyebabkan penilaian masyarakat tentang pelayanan BPJS Kesehatan menjadi kurang baik. "Kadang orang jadi merasa BPJS pelayanannya enggak baik karena memang tempat tidurnya kurang, pesertanya banyak," ucap Andayani.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Andayani mengklaim pihaknya terus melakukan sosialisasi di masyarakat. Salah satu cara jitu yang menurut Andayani paling efektif untuk sosialisasi adalah melalui media.
"Kami bekerja sama dengan pimpinan redaksi media di Jateng dan DIY. Kami pengen media berperan juga untuk pelayanan ini," ungkap Andayani.
"Kami ada juga tanga jawab dengan media. Rutin empat bulan sekali, update kalau ada aturan yang baru, kemudian mendengarkan pengalaman dari mereka dan mencari apa yang bisa dikerjakan lagi," jelasnya.
Selain melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat dan melalui media, BPJS Kesehatan yang dinaungi Andayani pun kerap memberikan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Agar semakin banyak lagi masyarakat yang mau mengikuti program ini.
"Kami juga meningkatkan kompetensi faskes primer dengan mengadakan latihan tentang penatalaksanaan diabetes, misalnya. Kalau orang diabetes yang bisa dikendalikan tidak harus ke rumah sakit untuk minta obat saja, bisa di faskes primer," ujar Andayani.
(pit)