Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengumumkan kepengurusan Demokrat untuk periode 2015-20120 di kediamannya di Cibubur, Depok, Sabtu kemarin. Disebutkannya Hinca Panjaitan sebagai sekjen menjadi kejutan tersendiri.
Tidak ada nama Marzuki Alie dalam nama-nama pengurus yang dibacakan sendiri oleh SBY itu. “Saya kan sejak periode kemarin sudah tidak masuk pengurus. Saya kan di majelis tinggi,” kata Marzuki pada CNN Indonesia, Rabu (3/6).
Marzuki Alie adalah salah satu nama penting di Demokrat. Dia adalah Sekjen Demokrat 2004-2009, masa di mana Partai Demokrat tengah giat-giatnya membangun partai. Salah satu bukti keberhasilan Marzuki adalah ikut mengantarkan SBY yang berpasangan dengan Boediono menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu Presiden 2009. (Baca juga:
Marzuki Alie: Sekjen Harus Fokus, Ibas Dulu Mundur dari DPR)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa dibilang, dalam urusan partai, Marzuki Alie adalah orang kedua setelah SBY. Selain anaknya, Eddie Bhaskoro Yudhoyono atau Ibas, Marzuki adalah orang di lingkaran dalam SBY, ditambah barangkali Anas Urbaningrum.
Atas keberhasilannya itu, Marzuki diganjar oleh SBY sebagai Ketua DPR periode 2009-2014. Hanya saja, ganjaran oleh SBY itu pasti ada syaratnya. SBY meminta Marzuki Alie untuk tidak maju dalam pemilihan ketua umum Demokrat pada 2010 lalu.
Permintaan yang ditolak oleh Marzuki. Pria asal Palembang itu tetap ngotot maju ke gelanggang, bertarung dengan Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng. Marzuki kalah, pun demikian dengan Andi.
Pada pemilihan itu, selain meminta Marzuki untuk tidak ikut serta, SBY disebutkan juga meminta Anas untuk mundur. SBY ingin Andi Mallarangeng menjadi ketua umum dan Anas jadi sekjennya. Anas dan Andi kini dibui dalam kasus yang sama, korupsi Hambalang.
Sejak melawan permintaan SBY di 2010, Marzuki pelan-pelan sudah disingkirkan dari lingkaran dalamnya. Marzuki sudah tidak lagi diajak untuk memutuskan hal-hal penting di partai oleh SBY. Perannya digantikan oleh Syarif Hassan. Pada tahun 2012 saat kongres luar biasa di Bali, Marzuki maju untuk melawan SBY sebagai calon ketua umum karena Anas ditahan. (Baca juga:
Marzuki Alie Sebut Lingkaran Dalam SBY Salah Maknai Pesan)
Hasilnya sudah diketahui. SBY menjadi ketua umum dan Marzuki makin menunjukkan perbedaannya dengan SBY. ”Jabatan itu amanah. Jangan dicari-cari. Kalau kita mendapat amanah, jalankan saja dengan baik-baik. Jangan mencari-cari,” ujar Marzuki. (Baca juga:
Memanas, Marzuki Sebut Pengkondisian Aklamasi SBY Berbahaya)Marzuki mengungkapkan, baik dia menjadi pengurus partai atau bukan, dia menyatakan akan tetap membangun Demokrat. Cara membangun partai sebut doktor politik dari Universiti Teknologi Malaysia ini tidak harus menjadi pengurus partai. “Bisa banyak hal. Menjadi kader yang baik itu juga membangun partai,” tuturnya.
Soal kini dirinya yang dinilai bukan lagi menjadi orang di lingkaran dalam SBY, Marzuki hanya mengatakan bahwa memang ada masanya dan dia mengaku tidak ada kekhawatiran sama sekali atas hal itu. “Ada istilah patah tumbuh hilang berganti. Itu hal yang biasa saja,” katanya. (Baca juga:
Marzuki Alie: Saya Bukan Kader Demokrat Nakal)
(hel)