Jakarta, CNN Indonesia -- Tersangka kasus dugaan korupsi gardu Induk Dahlan Iskan lebih memilih memberikan klarifikasi melalui situs online gardudahlan.com. Ia tak lagi menggunakan akun Twitternya @iskan_dahlan untuk menjelaskan kasus yang menjeratnya. Padahal ia sudah punya pengikut hingga 1,52 juta akun.
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara ini mengatakan, selama ini di Twitter, ia banyak menerima serangan. Serangan-serangan tersebut menurutnya sia-sia jika diklarfikasi karena dilakukan oleh mesin.
"Saya bukan menghadapi manusia, saya mencoba beberapa kali memberikan penjelasan, tapi sia-sia. Baru belakangan saya tahu, dan saya tertawa-tawa, bahwa ternyata saya itu memberikan penjelasan kepada mesin," kata Dahlan dalam gardudahlan.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahlan mengaku belakangan baru tahu, bahwa di situs mikrobloging Twitter, orang bisa menyerang orang dengan cara menggunakan program. "Tinggal order saja, serangan itu mau dilakukan berapa kali sehari dan untuk berapa hari atau berapa bulan. Topiknya sama. Kalimatnya sama. Isinya sama," katanya.
Simak FOKUS:
Gardu Induk Setrum Dahlan
Karena itu dalam gardudahlan.com, ia tak lagi memberi kesempatan pada pembaca atau pengunjung untuk berinteraksi dengan dirinya. Situs ini hanya akan digunakan Dahlan menjelaskan duduk perkara kasus dugaan korupsi gardu induk.
"Jangan harap saya gegap gempita di gardudahlan ini," katanya. (Baca juga:
Dahlan Iskan Juga Dibidik Jaksa Soal Pencucian Duit)
Gardudahlan.com sendiri dibuat Dahlan karena ia tak ingin menjadikan Jawa Pos Grup sebagai corong dalam kasus yang menjeratnya. Meski punya saham di grup media itu, Dahlan ingin Jawa Pos Grup menjadi corong siapa saja.
Gardudahlan akan menjadi media klarifikasi menjelaskan kasus gardu induk dari sudut pandangnya. Ia tak akan menggelar konferensi pers untuk menjelaskan kasus yang menjeratnya. Mantan Direktur Utama PLN ini juga tidak menunjuk juru bicara dalam kasus ini.
"Kelihatannya gardudahlan yang akan jadi juru bicara saya," ujar Dahlan. Karena itu ia mempersilakan media massa mengutip semua pernyataanya di situs tersebut. (Baca juga:
Soal Sosok 'Pak Bos', Rokok dan Dugaan Korupsi Dahlan Iskan)
Meski tidak setiap hari bakal memberikan penjelasan, Dahlan mengatakan akan sering menuliskannya secara bertahap. Ia beralasan, kasus dugaan korupsi gardu induk adalah kasus rumit sehingga hanya bisa dijelaskan melalui cerita yang panjang. Karena itu dalam penjelasannya, ia akan memberikannya dalam bentuk cerita pendek dan dibagi dalam beberapa edisi.
Dahlan ditetapkan menjadi tersangka kasus pengadaan gardu induk PLN untuk wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tahun anggaran 2011-2013. Kasus ini ditangani Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"Tim penyidik menyatakan bahwa saudara Dahlan Iskan telah memenuhi syarat untuk menjadi tersangka berdasarkan dua alat bukti," Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Adi Toegarisman.
Sejauh ini Kejati DKI Jakarta telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus ini. Sepuluh di antaranya telah masuk ke tahap penuntutan dan berkas telah dilimpahkan.
Kasus ini berawal ketika perusahaan pelat merah tersebut melakukan pembangunan 21 gardu induk pada unit pembangkit dan jaringan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Pembangunan ini dilakukan dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara lebih dari Rp 1 triliun untuk tahun anggaran 2011-2013.
Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan DKI Jakarta, kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan sebesar Rp 33,2 miliar.
(sur)