Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan segera memasuki masa pensiun Agustus mendatang. Setiap kali dikonfirmasi mengenai aktivitasnya tatkala memegang status purnawirawan, pria yang menyandang gelar Adhi Makayasa usai menjadi lulusan terbaik AKABRI tahun 1981 itu selalu memberikan canda pada setiap jawabannya.
"Bisnis, bisnis, bisnis," ujarnya sambil terkekeh kepada CNN Indonesia, Selasa (9/6), usai memimpin upacara pembukaan Latihan Penanggulan Antiteror yang dilakukan pasukan khusus TNI di Monumen Nasional, Jakarta.
Sehari sebelumnya, di Gedung DPR, Jakarta, Moeldoko juga memberikan jawaban serupa. Bedanya, Senin (8/6) kemarin, ia juga mempertimbangkan untuk menjadi pengajar pada masa pensiunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mau mengajar. Saya ini doktor lulusan di fakultas administrasi," ucapnya.
Berbisnis dan mengajar merupakan dua jawaban Moeldoko atas pertanyaan pewarta, terkait keinginannya berkarier sebagai politisi.
Dunia politik memang tidak dapat dipisahkan dari bekas orang nomor satu di TNI. Meski tidak seluruh mantan Panglima TNI bergabung ke partai politik, beberapa dari mereka dengan tegas menyatakan kehendaknya mengembangkan karier di bidang itu.
Setelah reformasi tahun 1998, dua dari lima mantan pemegang tongkat komando Panglima TNI melekatkan diri mereka ke partai politik.
Endriartono Sutarto tercatat pernah menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem sebelum akhirnya memutuskan ikut kovensi calon presiden di Partai Demokrat tahun 2014 silam.
Selanjutnya adalah Djoko Santoso. Usai mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada pemilihan presiden tahun lalu, ia diangkat menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra periode 2015 hingga 2019.
Selain dua nama tadi yang secara terang-terangan bergabung ke partai politik, Djoko Suyanto juga tidak bisa dijauhkan dari aroma politik.
Ditunjuk Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, panglima TNI pertama yang berasal dari matra udara ini tidak secara tegas mengkaitkan dirinya dengan Partai Demokrat.
Disebut sebagai salah satu orang dekat SBY, Djoko tidak masuk dalam struktur organisasi Demokrat.
Lain lagi dengan Widodo Adi Sutjipto. Serupa dengan Djoko Suyanto, Widodo tidak masuk dalam struktur kepengurusan partai politik manapun. Ia tercatat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa pemerintahan kedua SBY.
Pada pilpres lalu ia dikaitkan dengan pasangan Prabowo-Hatta, meski tak ada pernyataan resmi yang keluar darinya.
Terakhir, Agus Suhartono. Saat ini, pelaut kedua yang menjadi orang nomor satu di TNI ini menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Tambang Batubara Bukit Asam, sebuah Badan Usaha Milik Negara yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Lantas, jejak siapa yang akan diikuti Moeldoko? Menilik pernyataannya yang ingin menjadi pebisnis, pada Laporan Harta Kekayaannya per tahun 2013, Moeldoko tercatat memiliki peternakan sapi, perikanan arwana dan perkebunan kelapa sawit.
Hingga saat ini, Moeldoko belum membeberkan bisnis yang akan digelutinya usai meletakan jabatannya. Ia hanya memberikan clue, "pasti pulang kampung."
(pit)