DPR Pertanyakan Pilihan Jokowi Tunjuk Sutiyoso jadi KaBIN

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2015 23:29 WIB
Keterlibatan Sutiyoso dalam tragedi penyerangan Kantor DPP PDI 20 Juli 1996 dianggap TB Hasanuddin seharusnya masuk dalam pertimbangan penunjukan Kepala BIN.
Sutiyoso lahir di Semarang, 6 Desember 1944 adalah seorang politikus dan mantan tokoh militer Indonesia berbintang tiga. Ia adalah Gubernur Jakarta selama dua periode, mulai 6 Oktober 1997 hingga 7 Oktober 2007. (FiledetikFoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tubagus Hasanuddin mengatakan akan mempertanyakan pertimbangan pencalonan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional.

"Setahu saya dulu itu, beliau yang menyerbu kantor DPP PDI Perjuangan. Saya tidak tahu pertimbangannya, saya harus tanya dahulu," ujar TB Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6).

Kejadian yang dimaksud oleh Anggota Komisi I ini adalah kejadian tragedi berdarah yang terjadi pada 27 Juli 1996 silam. Pada saat itu, Kantor DPP PDIP yang terletak di Jalan Diponegoro No. 58 diserang oleh sejumlah oknum yang diduga tentara. (Baca juga: Harta Calon Panglima TNI Capai Rp 7 Miliar)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penelusuran CNN Indonesia, dalam laporan akhir Komnas HAM tentang pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono, bersama dengan Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso dan Alex Widya Siregar dan memutuskan untuk menyervu kantor DPP PDIP oleh Kodam Jaya.

Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai Panglima Daerah Militer Jaya dikabarkan memimpin langsung penyerangan yang dikenal sebagai tragedi kerusuhan dua puluh tujuh Juli (kuda tuli). (Baca juga: DPR soal Sutiyoso Calon Kepala BIN: Intel Harus Gaul)

Atas pencalonan Sutiyoso menjadi KaBIN, TB Hasanuddin mengatakan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini sadar betul akan hak prerogatif yang dimiliki Jokowi selaku presiden dalam menentukan orang yang akan menggantikan Marciano Norman sebagai Kepala BIN.

"Saya enggak menyayangkan. Tapi ya sudah. Itu keputusan presiden. Mau apa?" tuturnya.

Jokowi resmi menunjuk Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sutiyoso akan menggantikan tugas yang selama ini diemban Letnan Jenderal (Purn) Marciano Norman sejak 19 Oktober 2011. (Calon Panglima TNI dan Kepala BIN Gatot-Sutiyoso Segera Diuji)

Sebelum penunjukan Sutiyoso sebagai Kepala BIN resmi disampaikan hari ini, sejumlah nama simpang siur dikabarkan menjadi pimpinan lembaga intelijen itu. Namun kepastian dia menjabat posisi tersebut dipastikan Jokowi saat memanggil Sutiyoso ke Istana Negara, Senin lalu (8/6). (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER