Ramadan, Kapolda Metro Baru Pakai Jurus Anyar Ringkus Preman

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 13:15 WIB
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror Irjen Tito Karnavian yang kini menjabat Kapolda Metro Jaya meminta polisi untuk menyamar ketika hendak menangkap preman.
Razia preman di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (14/4). (Antara/Didik Suhartono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya bakal meringkus para preman, baik yang berasal dari dalam maupun luar Jakarta, yang melakukan tindak kejahatan dan melanggar hukum di ibu kota saat Ramadan tiba beberapa hari lagi.

Dalam membekuk para preman, Polda Metro Jaya akan menggunakan teknik berbeda dari yang diterapkan selama ini. (Baca juga: Kapolda Minta Kapolres Safari Ramadan ke Tempat Rawan Tawuran)

“Setiap anggota Kepolisian harus memakai teknik tepat (dalam menangkap preman), yaitu ditunggu atau dilihat. Anggota harus menyamar dan ketika ada pelanggaran hukum, lakukan tindakan sehingga dapat dilakukan proses hukum (atas preman itu). Dibawa ke pengadilan dan dilakukan penindakan," ujar Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolda Metro Jaya yang baru menjabat Jumat pekan lalu itu menyatakan aparat Kepolisian di Jakarta hanya akan menangkap preman-preman yang terbukti melakukan pelanggaran hukum di ibu kota.

Penangkapan dengan taktik berbeda akan dilakukan karena Tito melihat para preman yang diringkus saat operasi jelang Ramadan tahun-tahun sebelumnya kerap mendapat kemudahan dalam proses hukumnya.

"Prinsip penanganan premanisme kali ini, kami akan berupaya agar yang ditindak adalah preman yang melakukan pelanggaran hukum jelas. Kalau hanya 'digaruk' begitu saja, pasti satu hari kemudian dilepas lagi dengan alasan dibina (oleh Kepolisian)," kata Tito.

Sebelumnya, mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror itu menyatakan salah satu prioritasnya begitu usai dilantik Jumat lalu ialah mempersiapkan pengamanan Ramadan dan Idul Fitri di ibu kota.

"Kami akan melakukan operasi pengkondisian, penangkapan preman, dan copet,” kata Tito.

Menurut mantan Kapolda Papua itu, dia sudah berpengalaman bekerja sebagai reserse selama 18 tahun di Polda sebelum dilantik sebagai Kapolda. Oleh sebab itu dia yakin dapat menangani masalah-masalah terkait premanisme.

"Saya cukup paham peta-peta dan taktik-taktiknya," kata Tito. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER