Jokowi Bangun Tujuh Pusat Rehabilitasi Narkoba

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2015 12:49 WIB
Tujuh pusat rehabilitasi narkoba tersebut dibangun karena meningkatnya pengguna narkoba pada 2015 ini.
Petugas BNN memeriksa urine Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemprov Jawa Timur saat deklarasi gerakan rehabilitasi 10.000 penyalagunaan narkoba di kantor gubernur Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/3). (AntaraFoto/ Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk tujuh pusat rehabilitasi narkoba di Indonesia. Presiden menargetkan 200 ribu pengguna narkoba akan direhabilitasi pada tahun mendatang.

Tujuh pusat rehabilitasi narkoba tersebut, yang berada di bawah Kementerian Sosial, rencana didirikan di Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengatakan penyalahgunaan narkoba telah terbukti merusak masa depan bangsa. Daya rusaknya meliputi karakter, fisik, kesehatan dan dalam jangka panjang berpotensi menggangu daya saing bangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah pengguna di Indonesia mengalami peningkatan 2015 mencapai 4,1 juta orang atau 2,2 persen," kata Jokowi dalam sabutannya di acara Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (26/6). (Lihat Juga: Lapas di Bogor Siap Dihuni Napi Bandar Narkoba)

Dalam acara tersebut, turut hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Jaksa Agung M Prasetyo dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Presiden Jokowi kemudian mengatakan selain peningkatan jumlah, dampak narkoba juga mencakup kerugian material sebesar Rp 60 triliun, yang mencakup belanja narkoba, pengobatan, barang-barang yang dicuri dan rehabilitasi. (Lihat Juga: Kepala BNN: Pengguna Narkotik Sama Seperti Orang Sakit Gula)

"Ini digolongkan dalam kejahatan luar biasa dan serius, terlebih terorganisir, sehingga harus dilakukan penanganan yang serius," kata Jokowi.

Dengan daya rusak seperti itu, kata Presiden, tidak ada pilihan lain untuk menyatakan perang atas narkoba yang dilakukan bersama-sama seluruh pihak. Pencegahan, katanya, harus dilakukan dari pusat ke daerah, termasuk upaya terapi bagi para pengguna narkoba. Jokowi mencontohkan pada 2014, sebanyak 18 ribu pengguna narkoba direhabilitasi. Sementara, pada 2015 terdapat 100 ribu pengguna direhabilitasi.

"Tahun depan ditargetkan 200 ribu pengguna direhabilitasi karena Indonesia kejar-kejaran dengan peningkatan pengguna," ujar Jokowi.

Tak berhenti di sana, kata Jokowi, dalam ranah penegakan hukum, ia meminta untuk mengejar dan menangkap agar penegakan hukum yang efektif dapat benar-benar berjalan dengan serius. (Lihat Juga: Pecandu Narkoba di Lapas Segera Direhabilitasi)

"Tangkap dan tindak tegas bandar, pengedar, dan pemain besarnya. Tidak ada ampun," ujar dia tegas.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga berharap adanya penguatan kerja sama antara lembaga dan komunitas internasional. "Tindak keras aparat yang menjadi backing dan LP yang jadi pusat peredaran narkoba," kata dia.

Jokowi pun menekankan adanya peningkatan pengawasan pelabuhan, karena Indonesia memiliki ribuan pelabuhan dan pesisir. "Kenali modus baru dalam penyelundupan narkoba," ujar dia. (utd)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER