Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto memperkirakan penyebab jatuhnya Hercules C-130 A-1310 di Medan, Selasa (30/6) lalu, disebabkan oleh gangguan salah satu bagian mesin pesawat. Perkiraan tersebut didukung juga dari laporan sang pilot kepada petugas Landasan Udara Suwondo sebelum akhirnya terjadi kecelakaan tersebut.
"Jadi diperkirakan itu ada masalah di mesin nomer empat. Kalo Hercules mesinnya ada empat, itu paling kanan, paling luar. Secara teori itu bisa diperbaiki," ujar Dwi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (2/7).
(Lihat Juga: FOKUS Hercules Jatuh di Medan)Dwi mengatakan bahwa selain kerusakan mesin, TNI AU sejauh ini juga memperkirakan bahwa kondisi sekitar bandara yang tidak sesuai aturan menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan Hercules C-130 saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lingkungan bandara dibangun semaunya. Kalo seandainya di sana tidak ada antena menurut penerbang bisa terselamatkan," ujarnya.
Dwi membantah dugaan bahwa kondisi mesin dalam keadaan rusak saat terbang. Ia menjelaskan bahwa sebelum jatuh, pasawat buatan Amerika tahun 1961 tersebut telah melakukan perjalanan ke beberapa Lanud.
(Baca Juga: Komandan Paskhas: Jadi Korban Hercules Risiko Tugas Prajurit)
"Sudah dicek, itukan terbukti sudah ke Abdul Rachman Saleh ke Halim Perdanakusuma kemudian ke Pekanbaru, kemudian ke Dumai baru ke Medan," ujarnya.
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan bahwa hingga kini belum dilakukan investigasi penyebab jatuhnya Hercules, penyataan yang beredar saat ini menurutnya masih merupakan perkiraan dari sejumlah pihak yang bepengalaman dalam mengemudi Hercules.
"Investigasi sementara belum ada, itu baru pernyataan penerbang yang punya pengalaman. Seperti KSAU, Pangko Ops sebagai penerbang kalo ada kejadian ada beberapa hal yang bisa dijadikan kesimpulan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui sebagian besar alat angkut udara yang dimiliki institusinya dapat dikategorikan berusia tua. Akan tetapi Moeldoko berkata, pesawat-pesawat TNI AU itu masih layak terbang karena dirawat secara berkala.
(Lihat Juga: Alutsista Kuno Tak Layak Pakai Akan Dikandangkan)Moeldoko merinci, TNI memiliki delapan pesawat hercules yang dibuat sekitar tahun 1960-an. Sementara itu, Hercules TNI yang dibuat pada periode 1978-an tercatat ada 12.
(utd)