Medan, CNN Indonesia -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) korban jatuhnya pesawat Hercules di Medan, Sumatera Utara, mendapat bantuan tenaga medis untuk mempercepat proses identifikasi jenazah. Spesialis forensik di antaranya datang dari Padang dan Aceh.
Tim DVI juga menerima bantuan tenaga medis serta asisten dari Fakultas Kesehatan (FK) Universitas Indonesia dan FK Universitas Airlangga. "Spesialis forensik dari daerah semakin banyak dan dari universitas juga banyak membantu," kata Wakil Ketua Tim DVI Polda Sumut Komisaris Besar Didiet kepada CNN Indonesia di RSUP Adam Malik, Jumat pagi (3/7).
Didiet menjelaskan, satu tim yang mengurus autopsi satu jenazah berjumlah 6-7 orang terdiri dari ahli forensik, fotografi, properti, dan pengambilan DNA. Jumlah itu masih belum termasuk asisten yang mencatat dan merekam hasil autopsi. (Baca juga:
Andri Belum Bisa Bawa Pulang Adiknya Korban Hercules di Medan)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu meja autopsi standar jumlahnya seperti itu, dan bisa sampai 12 orang jika dihitung dengan asisten," ujar Didiet.
SIMAK FOKUS:
Hercules Jatuh di Medan
Proses identifikasi korban hercules ini memasuki hari keempat. Tim DVI memulai proses identifikasi pukul 08.00 WIB. "Tim sudah siap untuk kembali melanjutkan autopsi," tuturnya.
Hingga Kamis sore (2/7), total jenazah yang sudah diidentifikasi sebanyak 96 jasad terdiri dari 32 jasad prajurit TNI Angkatan Udara, enam jasad dari TNI Angkatan Darat, 55 jasad anggota keluarga TNI, serta tiga orang warga yang tertimpa reruntuhan. (Baca juga:
Suasana Duka di Rumah Sakit Adam Malik Medan)
Proses identifikasi terhadap 96 jenazah tersebut seluruhnya menggunakan data sidik jari dan gigi, tanda-tanda di tubuh, serta properti yang digunakan saat kejadian. Namun Tim DVI tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sampel DNA bagi jenazah yang sulit diidentifikasi.
(sur)