Ubi, Kopra dan Mimpi, Pesan Kecil Moeldoko pada Anak Yatim

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 19:40 WIB
"Pesan saya, kalian jangan berkecil hati. Kalian bisa menjadi apapun, yang penting kalian memiliki mimpi yang indah. Yakinlah dengan mimpi itu," kata Moeldoko
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko saat wawancara khusus dengan Tim CNN Indonesia di Dermaga Ujung Komando Armada Timur, Surabaya, Senin, 6 Oktober 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada kenangan yang diceritakan oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko kepada ribuan anak yatim piatu saat dirinya menggelar acara buka puasa bersama di Markas Besar TNI, Kamis (9/7).

Di hadapan para anak yatim piatu yang hadir, Moeldoko terlihat lepas menceritakan kisah hidupnya semasa kecil. Kesulitan hidup diakui sempat dihadapi Moeldoko hingga dirinya bersekolah di jenjang Sekolah Menengah Atas.

Jenderal yang baru merayakan ulang tahunnya ke-58 itu mengatakan, dirinya bukanlah orang yang menjadi anggota dan petinggi TNI karena adanya warisan kekayaan dalam dirinya. Kelebihan materi bahkan tidak pernah ia mimpikan akan dimiliki saat kecil dulu. (Baca juga: Bokek, Jenderal Moeldoko Pernah Ajak Keluarga Naik Hercules)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya adalah anak orang yang tidak punya, hidupnya susah, kampungnya jauh dari perkotaan. Sekarang ini, mungkin kalau kampung saya dicari di Google tidak ada itu kampungnya. Jalannya masih dari tanah," kata Moeldoko bercerita.

Saat dirinya masih bersekolah SD, Moeldoko bercerita jika dirinya dan teman-teman sering mengungsi ketika musim hujan tiba. Banjir yang selalu menggenangi sekolahnya nya saat musim hujan tiba menjadi alasan mengapa harus mengungsi.

Kesulitan hidup Moeldoko tidak berhenti sampai disitu. Tokoh asal Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri itu mengaku kerap kesulitan jika ingin memakan nasi beserta lauk pauk yang cukup kala hidup dulu. "Makan nasi juga saya dulu susah. Sering saya ambil ubi dari kebon sebelah (rumah) dulu," katanya. (Baca juga: Aktivitas Usai Pensiun, Moeldoko: Bisnis, Bisnis, Bisnis)

Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Moeldoko mengaku dirinya harus berangkat sejak jam 04.00 WIB. Padahal, jam masuk adalah pukul 07.00 WIB. Jika terlambat dari pagi buta, dipastikan akan terlambat masuk sekolah. Tentu, berangkat sejak pagi buta bukan lah keinginan dirinya kala itu.

"Karena tidak punya sepeda, saya harus naik kereta api jauh sambil lari-lari dari jam 04.00 WIB pagi. Pulangnya saya itu mencari boncengan, atau menunggu truk yang searah ke kampung saya," kata Moeldoko.

Setelah sampai di jalan terdekat menuju rumahnya, Moeldoko mengaku sering mengambil kopra yang ada di pinggir jalan untuk sekadar mengisi perut. Ia melakukan 'kejahatan' tersebut bersama teman-teman yang senasib dengannya saat itu.

Setelah menceritakan masa kecilnya yang penuh kesusahan, Moeldoko pun menitipkan pesan kepada ribuan anak yatim piatu yang memenuhi area Gelanggang Olah Raga Ahmad Yani, Mabes TNI. (Baca juga: Jelang Pensiun, Moeldoko Bagi 55 Ribu Jam Tangan ke Prajurit)

"Pesan saya, kalian jangan berkecil hati. Kalian bisa menjadi apapun, yang penting kalian memiliki mimpi yang indah. Yakinlah dengan mimpi itu kalian bisa mencapai semuanya," kata Moeldoko.

Ia juga berpesan agar para anak yatim piatu yang hadir tidak berhenti bersekolah sampai tingkat tinggi. Menurutnya, perubahan hanya bisa tercipta jika pendidikan menjadi tonggak utama pembangunan sejak kecil.

"Hanya dengan pendidikan bisa mengubah segalanya. Jangan pesimis dengan masa depan kalian. Penuhlah dengan keyakinan, pasti bisa," kata Moeldoko mantap (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER