Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menilai kondisi politik, hukum, dan ekonomi serta menilai kinerja kementerian di pemerintahan Presiden Indonesia Joko Widodo, kali ini Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menilai kelayakan dari Jokowi untuk terus memimpin negara . Ada dua pertanyaan utama yang diajukan pada masyarakat terkait kelayakan Jokowi memimpin Indonesia.
Pertanyaan pertama adalah "apakah Jokowi memiliki kemampuan untuk memimpin Indonesia menjadi lebih baik" dan "apakah Jokowi pantas untuk diturunkan dari posisinya sebagai Presiden Indonesia". (Baca juga:
Enam Bulan Jokowi, Kepuasan Publik di Bawah 70 Persen)
Menjawab pertanyaan pertama, ada dua hal yang bisa disorot berdasarkan jawaban masyarakat. Yang pertama adalah soal jawaban "cukup yakin”. Dalam riset jumlah masyarakat yang yakin Jokowi bisa memimpin Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan riset tahun lalu. Tahun lalu, Oktober 2014, sebanyak 52,8 persen masyarakat yakin Jokowi bisa memimpin Indonesia, sedangkan sekarang, Juni 2015, jumlah hanya menjadi 49,3 persen atau mengalami penurunan sebanyak 3,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin kedua adalah soal jawaban "kurang yakin”. Hasilnya adalah masyarakat semakin tidak yakin bahwa Jokowi mampu memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. Sebanyak 33,8 persen masyarakat pada Juni 2015 tidak yakin berbanding dengan 17,5 persen yang tidak yakin pada Oktober 2014. Itu artinya jumlah ketidakyakinan masyarakat jauh lebih tinggi.
"Tingkat keyakinan masyarakat terhadap kemampuan Jokowi memimpin Indonesia merosot tajam," kata SMRC seperti dikutip dari publikasinya, Jumat (10/7). Bahkan, nilai tersebut didukung oleh grafik masyarakat yang menyesal memilih Jokowi sebagai presiden. Dari total pemilih, yang tidak menyesal mendukung Jokowi 46,8 persen.Itu artinya, pemilih Indonesia yang menyesal memilih Jokowi berjumlah 53,2 persen. (Baca juga:
Survei: Susi, Menteri Jokowi dengan Kinerja Terbaik)
Meski menilai bahwa Jokowi tidak mampu memimpin Indonesia menjadi lebih baik dan mayoritas menyesal memilihnya, bukan berarti masyarakat sudah sepenuhnya tidak percaya pada Jokowi. Buktinya, mayoritas masyarakat tidak ingin Jokowi diturunkan dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia.
Jumlah masyarakat yang menginginkan Jokowi diturunkan dari jabatannya berjumlah 13,2 persen. Angka tersebut masih jauh di bawah jumlah masyarakat yang tidak tahu apakah Jokowi layak diturunkan atau tidak, sekitar 18,9 persen.
Sedangkan jumlah masyarakat yang tidak ingin Jokowi diturunkan mencapai lebih dari 60 persen atau angka konkretnya adalah 67,9 persen. (Baca juga:
Survei: Institusi Kepresidenan Paling Dipercaya Masyarakat)
"Rakyat Indonesia umumnya kritis dan juga konstitusional. Mereka menuntut presiden dan pemerintah untuk memperbaiki kinerjanya dan tidak sampai menuntutnya untuk turun dari jabatan sebagai Presiden Indonesia,” ujar survei SMRC.
(hel)