Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Pratu Aspin Mallobasang alias Apping, menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal di Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Ahad (12/7), sekitar pukul 02.30 WITA. Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan Komisaris Besar Frans Barung mengatakan, pelaku bergerombol menggunakan kendaraan roda dua menarik jaket yang dikenakan Apping.
“Korban ingin melarikan diri tetapi jaketnya ditarik. Saat itu ada saksi melihat salah seorang dari orang tidak dikenal itu menghunuskan parang samurai dan mengenai dada kiri korban,” kata Frans kepada CNN Indonesia, Ahad.
Sesaat setelah ditikam, kata Frans, saksi masih melihat Apping berdiri sambil memegangi perutnya. Saksi langsung melarikan Apping ke Rumah Sakit Syech Yusuf Sungguminasa untuk mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tetap tidak tertolong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Para pelaku langsung meninggalkan TKP (tempat kejadian perkara) setelah berhasil menikam Apping, mereka melarikan diri ke arah Kota Makassar,” tuturnya.
Sebelum menghunuskan parah ke arah Apping, para pelaku terlebih dahulu mencekik salah seorang Anggota TNI AD lainnya yaitu Pratu Faturahman (26). Apping dan Faturahman merupakan Anggota Satuan Batalyon Kostrad Kariango, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Saat dikeroyok hingga ditikam, Apping dan Faturahman sedang duduk di pelataran lapangan Syekh Yusuf, Jalan Masjid Raya, Kelurahan Sungguminasa.
“Pelaku berboncengan dengan motor menghampiri Faturahman dan bertanya, ‘Kamu polisi atau tentara?’ Faturahman sempat diseret sejauh 3 kilometer dengan motor, lalu dibanting,” ujar Frans.
Namun Faturahman berhasil melakukan perlawanan dan melarikan diri menuju arah barat lapangan Syekh Yusuf. Pelaku diperkirakan berjumlah 15 orang yang seluruhnya menggunakan kendaraan roda dua dengan berboncengan.
Meganggapi kasus ini, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispen AD) Brigadir Jenderal TNI Wuryanto mengatakan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada pihak kepolisian. “KSAD percaya polisi sangat profesional mengungkap tindak pidana ini. Apalagi dilakukan di depan umum,” kata Wuryanto.
(rdk)