Wakil Ketua KPK Hindari Open House Pejabat

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jul 2015 16:40 WIB
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja merayakan hari lebaran dengan berkumpul dan berwisata dengan keluarga serta menghindari open house para pejabat.
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja hindari 'open house' pejabat karena statusnya sebagai pimpinan lembaga anti-korupsi Indonesia. (CNN Indonesia/Adi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK, Adnan Pandu Praja menjadi imam bagi sang ibunda saat salat tarawih merupakan momen paling berkesan di kala Ramadan. 

"Ibu saya telah menginjak usia 83 tahun dan sudah harus pakai tongkat. Dia tidak bisa salat berjamaah lagi. Jadi, saya harus mengimami beliau dan itu jadi momen paling berkesan bagi saya di saat Ramadan," kata Adnan kepada CNN Indonesia, Kamis (16/7).

Silaturahmi ke rumah sang ibu di kawasan Salemba, Jakarta Pusat pun telah menjadi tradisi Lebaran yang tidak boleh dilewatkan bagi seorang Adnan yang tidak menjalankan tradisi mudik karena lahir dan besar di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebaran itu cukup kumpul bersama keluarga dan rekreasi. Namun, pengertian rekreasi bagi saya adalah pergi ke suatu tempat bersama keluarga. Itu saja sudah merupakan kesempatan yang langka," katanya.

Berbeda dengan pejabat lainnya yang tak ragu masuk-keluar open house para pejabat tinggi sebagai tamu undangan, Adnan justru menghindarinya karena jabatan sebagai pimpinan KPK.

"Kami (pimpinan KPK) tidak bisa terlalu ikut-ikut open house. Nanti orang mengira ada 'sesuatu' dalam acara tersebut. Saya pribadi terbiasa untuk tidak datang ke open house pejabat," tutur pria yang berlatar belakang advokat ini.

Kendati demikian, Adnan berpendapat keputusan hadir dan tidak hadir dalam open house merupakan hak pribadi tiap-tiap individu. "Ada yang santai saja. Ada yang konservatif," katanya.

Sikap demikian memang sengaja ia terapkan ketika menjabat posisi atas dalam lembaga antirasuah negeri ini karena dulu ketika masih aktif sebagai sekretaris jenderal Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Adnan mengaku masih kerap menghadiri open house.

"Setelah di KPK, jadi enggak enak. Lebih baik menghindarinya dan menjaga perasaan orang lain," tuturnya.

Duduk di kursi kekuasaan KPK juga membuat Adnan harus rela siap siaga demi pekerjaan. Pernah suatu kali ia harus bertugas karena masalah pekerjaan di saat Lebaran. 

"Di KPK harus siapkan waktu setiap saat. Kayak dokter," kata Adnan kemudian tertawa.

Baginya, Lebaran merupakan masa yang tepat untuk melakukan refleksi diri terkait tingkat keimanan dan ketakwaan. Lebaran, kata Adnan, juga jadi pengingat baginya untuk mengajak empat anak laki-lakinya untuk lebih giat lagi beribadah.

Adnan kemudian menegaskan bahwa kesibukan dirinya sebagai pimpinan KPK tidak menghalangi ibadah. Sebaliknya, Adnan justru merasa KPK merupakan tempat kerja yang kondusif untuk menjalankan ibadah, terutama di saat Ramadan.

"Jangan salah. Di KPK, selama Ramadan, semua salat berjamaah. Ada kultum dan tarawih. Tidak pernah putus," katanya.

Dalam keadaan genting, kata Adnan, semua pimpinan dan karyawan KPK berkumpul untuk membaca kitab suci Al-Quran bersama-sama.

"Secara internal, KPK sangat kompak," katanya.

Adnan lahir di Jakarta, 14 Januari 1960. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1987. 

Adnan kemudian melanjutkan Spesialisasi Notrait dan Pertanahan di Universitas Indonesia pada 1996 serta mendapatkan gelar master hukum di University of Technology, Sydney Australia pada 2003.

Sebelumnya, Adnan tercatat sebagai Advokat Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) sejak 1992, Advokat Warens Partners Law Firm (1995-2005) dan Anggota Kompolnas selama dua periode (2006-2011). (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER