Jaringan Gusdurian Sebut Aparat Gagal Lindungi Hak Beribadah

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Minggu, 19 Jul 2015 07:15 WIB
Kaum mayoritas dan minoritas dinilai punya hak yang sama untuk beragama dan menjalankan ibadah yang harus dilindungi, termasuk di Tolikara.
Ilustrasi toleransi dan persatuan. (thickstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jaringan Gusdurian menyatakan kerusuhan di Tolikara, Papua, saat Lebaran adalah perisitiwa yang menyedihkan di mana sebuah musala dibakar massa yang menentang pelaksanaan Salat Id.

"Di semua penjuru negeri ini, semua orang bebas dan berhak untuk menjalankan ibadah. Tidak ada orang atau kelompok yang boleh menghalangi dan melanggar hak orang untuk beribadah sesuai dengan ajaran agamanya,” ujar aktivis Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, sebagaimana dikutip dari laman Kampung Gusdurian.

Hak beragama dan menjalankan ibadah, sebut Alissa, adalah hak asasi yang ada dalam konstitusi Republik Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaga hak konstitusional masyarakat, maka hak beribadah tidak terkait dengan persoalan jumlah. Mayoritas dan minoritas memiliki hak yang sama yang harus dilindungi.

Terkait kerusuhan di Tolikara, Jaringan Gusdurian, sebut Alissa yang juga putri Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu mengecam kekerasan yang dilakukan sekelompok orang yang menghalangi Salat Id di Tolikara, Papua.

"Kami juga menyayangkan kegagalan aparat penegak hukum dalam melindungi kebebasan beribadah dan mencegah terjadinya konflik sosial sebagaimana diamanatkan konstitusi dan undang-undang," ujarnya.

Jaringan Gusdurian juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk segera menangkap dan mengadili pelaku.

Tidak hanya itu, polisi juga harus mengusut tuntas dan mengungkap dengan jelas motif serta pihak-pihak yang terlibat di balik peristiwa tersebut.

Yang terakhir, Jaringan Gusdurian mengimbau agar masyarakat untuk terus menjaga toleransi antar umat beragama.

"Menghindari provokasi dari pihak-pihak yang menginginkan perpecahan, kekacauan, kerusuhan, dan konflik horisontal yang akan merugikan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Papua pada khususnya," kata Alissa.

Jaringan Gusdurian adalah sebutan untuk para murid, pengagum, dan penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Para Gusdurian mendalami pemikiran Gus Dur, meneladani karakter dan prinsip nilainya, dan berupaya untuk meneruskan perjuangan yang telah dirintis dan dikembangkan oleh Gus Dur sesuai dengan konteks tantangan zaman.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER