Jakarta, CNN Indonesia -- Mustofa Bisri menyatakan tak mau menjadi Rais Am atau pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama. Sempat dipilih oleh sembilan kiai sepuh yang tergabung dalam ahlul halli wal aqdi, Gus Mus, sapaan Mustofa menyatakan tak bersedia melalui sepucuk surat.
Surat tersebut dibacakan dalam sidang pleno Muktamar oleh pimpinan sidang. Surat Gus Mus tersebut ditulis dalam secarik kertas, ditulis tangan dalam tulisan arab.
Berikut isi surat Gus Mus seperti dikuti dari situs resmi Muktamar NU:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BismillahirrahmanirrahimHadlaratil Afadlil Sadatil Masyayikh Ahlil Halli Wa Aqdi al Aizza’ – hafizhakumullah ta’alaAssalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wa ba’duSeperti kita ketahui, muktamar kita sekarang ini diwarnai oleh sedikit kisruh yang bersumber dari adanya dua kelompok yang masing2 menginginkan jagonyalah yang menjadi rais aam. Satu berusaha memengaruhi muktamirin untuk memilih A, satu lagi B. Dan sistem “ahlul halli wal aqdi” dianggap sebagai alat oleh salah satu kelompok tersebut.Oleh karena itu, demi kemaslahatan jam’iyah, dan sekaligus mengayomi kedua belah pihak yang bersaing tersebut, sebaiknya Ahlul Halli wal Aqdi tidak memilih dua nama yang dijagokan kedua belah pihak tersebut (A maupun B). Jabatan Rais Aam biarlah diserahkan kepada salah satu Ahlul Halli wal Aqdi yang paling mendekati kriteria.Sedangkan untuk ketua umum tanfidziyah, biarlah rais aam terpilih merestui semua calon agar muktamirin bisa bergembira memilih pilihannya sendiri-sendiri.Terimakasih dan mohon maaf.(Baca juga:
Doa Kiai Ma'ruf Tutup Muktamar NU di Jombang)
Atas dasar surat tersebut, Ma'ruf Amin yang sebelumnya terpilih menjadi Wakil Rais Am, dipilih menjadi Rais Am. Bersama Ketua Umum PBNU terpilih Said Aqil Siroj, Ma'ruf Amin dikukuhnya dalam sidang pleno terakhir Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur itu.
(sur)