Jakarta, CNN Indonesia -- Doa Rais Am Nahdlatul Ulama Ma'ruf Amin menjadi penutup Muktamar ke-33 di Jombang Timur, Kamis (6/8) dini hari. Penutupan berlangsung sederhana. Jika Muktamar dibuka oleh Presiden Joko Widodo, penutupan hanya dihadiri tokoh internal NU.
Padahal sejak awal Muktamar dijadwalkan akan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sekretaris Panitia Muktamar Syahrizal Yusuf mengatakan, Muktamar ditutup persis pada pukul 02.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah selesai acara pemilihan Ketua Umum PBNU, Gus Ipul langsung mengambil alih," kata Syahrizal kepada CNN Indonesia, Kamis (5/8).
Gus Ipul yang dimaksudnya adalah Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 di Jombang. Gus Ipul selama ini yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaran acara di Jombang itu.
SIMAK FOKUS:
Kabar dari Dua MuktamarTak ada kemeriahan dalam penutupan ini. Ma'ruf Amin mengajak para peserta Muktamar untuk membaca Al Fatihah sebelum memimpin doa penutupan.
Penutupan Muktamar ini molor hampir satu hari. Sedianya, Muktamar ditutup pada Rabu pagi namun baru bisa dilakukan pada Kamis dini hari.
Sejak awal Gus Ipul sudah mewanti-wanti agar Muktamar tidak melebihi lewat hari Rabu. Jika memang hari ini masih diselenggarakan, Gus Ipul berharap hanya untuk acara penutupan. (Baca juga:
Said Aqil Siroj Kembali Pimpin PBNU)
Panitia menurut Sayhrizal memang merencanakan akan menggelar penutupan secara sederhana dan dihadiri oleh tokoh internal NU saja.
Jadwal Muktamar NU molor sejak hari pertema pembahasan tata tertib. Pada Kebuntuan sudah terjadi saat sidang pleno pertama yang pembahasan tata tertib muktamar.
Pembahasan soal mekanisme pemilihan Rais Am jadi penyebabnya. Sebagian peserta mempermasalahkan penggunakan formatur yang ditawarkan panitia. (Baca juga:
NU Muda Umumkan Jihad Lawan Fundamentalisme Agama)
Belakang formatur ahlul halli wal aqdi ini tetap digunakan setelah diputuskan melalui forum Rais Syuriah Wilayah. Forum ini memutuskan setelah Mustofa Bisri, Rais Am NU saat itu, turun tangan meminta masalah tersebut biar dibahas oleh forum kiai wilayah.
Sembilan kiai sepuh yang dipilih oleh para Rais Syuriah Wilayah akhirnya memilih Ma'ruf Amin sebagai pimpinan tertinggi NU. Memang semula Mustofa Bisri sempat diminta untuk jadi Rais Am, namun ia menolak jabatan tersebut sehingga jabatan kemudian diemban oleh Ma'ruf Amin.
(sur)