El Nino Menguat, Kepala BMKG Sarankan Warga Hemat Air

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 21:16 WIB
Puncak El Nino akan terjadi pada Agustus dan September.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya menjelaskan tentang kekeringan dan El Nino 2015 di kantor BMKG, Jakarta, Kamis (30/7). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengungkapkan, El Nino berpotensi menguat dengan puncak penguatan terjadi pada Agustus dan September. Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat mampu berhemat dalam pemakaian air.

Hal itu Andi sampaikan setelah BMKG melihat data-data fenomena angin dan kolam panas yang terjadi di wilayah Pasifik Tengah dan Pasifik Selatan. Data pengamatan ini dilaporkan BMKG kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan pemangku kepentingan lainnya.

Andi pun menyarankan agar masyarakat, terutama yang tinggal di daerah-daerah terdampak, untuk mengurangi konsumsi air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita perlu mengurangi konsumsi air, istilahnya menghemat. Tapi juga mencari alternatif untuk kemudian mengurangi air, istilahnya aktivitas yang konsumsi air banyak," ujar Andi di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (6/8). (Baca juga: Mengenal 'Saudara Perempuan' El Nino, La Nina)

Andi juga menyampaikan bahwa setelah El Nino berakhir, biasanya akan ada fenomena La Nina, yakni hujan deras yang berlebihan. "Jadi potensi banjirnya semakin besar. Oleh karenanya, ini kesempatan bagus untuk memperbaiki, mengatur irigasi air, dan sebagainya," kata dia.

Pemerintah menyatakan bakal menanggapi secara serius ancaman El Nino yang tengah melanda Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi telah memerintahkan sejumlah menteri untuk mewaspadai sekaligus menyiapkan langkah-langkah antisipasif guna menyikapi ancaman yang menjadi dampak El Nino. (Baca juga: Atasi Kekeringan, Jokowi Bangun Ribuan Waduk Buatan)

Satu diantaranya fenomena kebakaran hutan yang kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia. "Presiden meminta kalau ada titik api yang kecil, harus segera dipadamkan. Tidak boleh menunggu api membesar yang bisa mengakibatkan bencana,” ujar Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki. 

Teten mengungkapkan, saat ini Presiden telah mengantongi sedikitnya 10 wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan di Indonesia. Di mana kesepuluh kawasan tadi meliputi: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. (Baca juga: BMKG: El Nino Itu Bukan Gelombang Panas)

Presiden juga meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan menangkap pelaku yang sengaja membakar lahan atau hutan lantaran 99 persen kasus kebakaran merupakan hasil perbuatan manusia. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER