Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ahok Dukung Ojek

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 21:42 WIB
Ojek menjadi moda transportasi yang sanggup membantu perekonomian warga Jakarta dalam mendapatkan penghasilan tambahan, mengingat mahalnya biaya hidup.
Pengemudi Ojek menunggu penumpang di stasiun Juanda, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku mendukung ojek lantaran bisa digunakan warga untuk mencari penghasilan tambahan. Hal ini dianggap bisa membantu perekonomian warga yang merasa masih kekurangan.

"Kenapa saya dukung ojek, karena saya tahu persis di Jakarta ada banyak orang di-PHK (pemutusan hubungan kerja) atau satpam yang jaga malam, mereka kadang cari tambahan," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Kamis (6/8).

Biasa hidup yang mahal di Jakarta, menurut Ahok, menjadi salah satu pendorong warga memilih menjadi tukang ojek untuk mencari penghasilan tambahan. Belum lagi pendapatan yang pas-pasan dengan anggota keluarga yang banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa hidup tidak di Jakarta kalau gaji cuma Rp 2,7 juta, anak dua atau tiga padahal Rp 2,7 juta itu kebutuhan hidup seorang lajang. Belum lagi masih punya orang tua yang kadang-kadang tidak ada dana pensiun," ujar Ahok.
"Belum kalau harus menanggung ipar, paman, belum lagi yang mental terbelakang atau sakit, cacat. Mereka harus cari penghasilan tambahan," kata dia.

Selain alasan ekonomi, Ahok juga mendukung ojek lantaran sudah ada perusahaan ojek yang melayani jada layan antar, mulai dari dokuman sampai mengantar makanan. Bahkan dia meramalkan bisa saja para jasa layanan antar yang biasa diterapkan restoran cepat saji musnah gara-gara ojek.

"Kalau ikut di resto cepat saji, gajinya berapa. Mungkin besok-besok perusahaan cepat saji tidak mau pakai delivery service karena lebih cepat diantar ojek. Ini ada pembagian ekonomi menurut pemikiran saya," ujarnya.

Ahok pun tidak takut kalau pendapatnya ini bisa membuat ojek bertambah banyak di Jakarta. Padahal status ojek bukanlah angkutan resmi.

"Saya tahu ojek tambah banyak tapi kan kami bikin sistem. Sistemnya jalan protokol tidak boleh lewat motor," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Sebelumnya, Ahok pernah mengatakan tidak akan menghapuskan peraturan larangan pembatasan jalur sepeda motor di Jakarta. Ia berujar, jalan-jalan protokol yang telah dibatasi kendaraan bermotor akan tetap diberlakukan.

"Tetap larang. Ojek bisa masuk jalur belakang, tapi jalur utama tidak bisa dilalui ojek," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta. Hal tersebut juga berlaku untuk GO-JEK dan GrabBike.

Ojek-ojek ini pun nantinya bisa terintegrasi dengan angkutan umum seperti TransJakarta, Kopaja, dan Kopami yabg digagas oleh Pemprov DKI Jakarta.
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER