Jakarta, CNN Indonesia -- Luhut Binsar Pandjaitan kini memegang dua jabatan sekaligus usai dilantik menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Untuk sementara ini, Luhut belum melepas jabatannya sebagai Kepala Staf Presiden.
“Sementara ini Luhut belum akan diberhentikan sebagai Kepala Staf Presiden, namun akan segera diberhentikan (dari Kepala Staf Presiden),” kata anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).
Selanjutnya, menurut Teten, Kepala Staf Presiden akan diisi oleh seorang Pelaksana Tugas untuk menghindari kekosongan pimpinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan bahwa unit-unit yang ada di dalam Kantor Staf Kepresidenan akan tetap berjalan seperti biasa, tak terpengaruh dengan pelantikan pimpinan mereka sebagai Menkopolhukam.
Luhut sendiri yakin rangkap jabatan yang kini disandangnya tak bakal menyulitkan dia. “Biasa-biasa saja,” kata Luhut usai dilantik di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, 67 silam itu merasa sanggup menjalankan fungsi gandanya. Menurut dia, Jokowi pasti punya pertimbangan matang kenapa dia dibebani dua tanggung jawab secara bersamaan.
Sebelum dilantik menjadi Menkopolhukam menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno hari ini, Luhut menjabat Kepala Staf Presiden sejak akhir Desember 2014. Pada pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Luhut menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Ia juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Singapura.
Namun karier Luhut sesungguhnya bermula dari militer. Dia lulusan terbaik Akademi Militer Nasional angkatan 1970 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa. Selama menjadi tentara, Luhut banyak menghabiskan hidupnya di Korps Komando Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat. Luhut bahkan pendiri sekaligus komandan pertama Sat-81/Gultor –satuan khusus penanggulangan terorisme di Kopassus.
(agk)