LIPUTAN KHUSUS

Jusuf Ronodipuro, Si Pendongeng Andal Pengantar Tidur

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Senin, 17 Agu 2015 08:27 WIB
Di mata keluarga M Jusuf Ronodipuro adalah ayah yang menyenangkan. Banyak nilai kehidupan yang bisa diambil darinya. Jusuf adalah seorang teladan.
M. Jusuf Ronodipuro (paling kiri kedua dari bawah berdasi kupu-kupu) saat berfoto bersama Presiden Soekarno (Istimewa/dok. keluarga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Air muka Dharmawan Ronodipuro berseri seketika. Putra sulung dari M Jusuf Ronodipuro itu banyak tersenyum saat CNN Indonesia menemaninya sarapan pagi sembari mengingat sosok ayahnya di kediaman yang asri di Jakarta, Rabu pekan lalu.

“Bapak itu, pendongeng handal, sebelum tidur saya selalu dapat satu dongeng darinya pengantar kantuk,” ujar Dharmawan mengenang.

Saking banyaknya dongeng yang diceritakan, Dharmawan mengaku sulit untuk menghapal satu saja dongeng yang pernah ia dengar dari ayahnya itu. “Yang jelas pada setiap dongengnya, bapak selalu menyelipkan nilai kebaikan manusia,” katanya.   (Baca juga: Kisah Tentang Si Penyebar Kabar Indonesia Merdeka)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Gaya Jusuf mendongeng memang tak ekspresif. Maklum Jusuf itu orang jawa yang sangat kental. “Namun sebagai pendongeng ia sangat detil dalam setiap ceritanya, mungkin itu bagian dari kebiasaannya sebagai pekerja media,” katanya.

Sesibuk apapun pekerjaan ayahnya, kata Dharmawan, seorang Jusuf tak pernah absen mendongengkan anak-anaknya sebelum tidur. Namun ada satu dongeng yang tak pernah anaknya dapati. “Bapak tak pernah bercerita kalau iya begitu banyak jasa buat negara,” kata Dharmawan.

Kiprah Jusuf dalam perjuangan, kata Dharmawan, biasanya tak langsung ia dapatkan dari ayahnya itu. Saking rendah hatinya, kebanyakan cerita didapat keluarga dari rekan dan kerabat mereka. “Bapak paling hanya senyum jika kami mengkonfirmasi,” katanya.

Kerendahan hati Jusuf kemudian menjadi teladan bagi keluarga. Butuh waktu cukup lama bagi Dharmawan untuk menyadari jika ayahnya pernah banyak berperan penting bagi pendirian republik.

“Bapak itu, berhasil menyebarluaskan proklamasi terdengar ke beberapa negara, setelah itu sempat menjadi juru bicara bagi Presiden pertama Indonesia Soekarno dalam lawatannya di Eropa Timur dan Afrika,” katanya. Tapi tak banyak cerita yang keluar dari mulutnya, “Sebab ia terlalu sederhana.”  (Baca juga: Hari-Hari Jusuf Ronodipuro Sebelum Proklamasi Dibacakan)

Dalam banyak literatur sejarah, M Jusuf Ronodipuro memang tercatat sebagai salah satu orang yang paling berjasa dalam menyebarluaskan gema proklamasi kemerdekaan Indonesia ke manca negara. Melalui radio Jepang tempat ia bekerja, Hoso Kyoku Jakarta (Radio Militer Jepang di Jakarta), berselang sekitar sembilan jam setelah naskah Proklamasi dibacakan Soekarno dan Moh Hatta, ia membacakan ulang Proklamasi melalui secarik naskah yang diberikan dari Adam Malik.

Lalu dengan berani, ia berhasil masuk ke studio. Setelah itu selama 15 menit ia membacakan Teks Proklamasi dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris. Atas kejadian ini, tentara Jepang tentunya tak terima. Jusuf yang baru keluar dari studio diseret dan dipukuli hingga babak belur.

Dengan kondisi payah dan pakaian berlumuran darah, Jusuf kemudian berusaha bangkit. Awalnya, Jusuf ingin pulang ke Salemba, namun badannya tidak kuat akibat luka bekas pukulan. Lantas dengan bersepeda ia singgah ke rumah sahabatnya, Basuki Abdulah di daerah Gambir buntu. Besoknya balik ke rumah sakit di Salemba, dan bertemu bapak Abdurahman Saleh.

“Cerita sejarah itu tak banyak orang tahu karena bapak tak suka menonjolkan diri,” kata Dharmawan. Satu kalimat yang selalu bapak ucap, katanya lagi, “sesekali kita harus kembalikan sesuatu untuk negara ini.” (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER