Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 54 korban jatuhnya pesawat Trigana Air di Pegunungan Bintang, Papua, akan dievakuasi dan diterbangkan ke Jayapura untuk diidentifikasi, Selasa (18/8). Tak ada korban selamat dalam kecelakaan itu. Seluruh penumpang dan kru pesawat tewas.
“Daerah jatuhnya pesawat ekstrem. Posisi jenazah tidak utuh. (Akan dibawa) pakai helikopter dari Freeport ke Oksibil, selanjutnya dari Oksibil ke Sentani,” kata Deputi Bidang Operasi Badan SAR Nasional Mayjen Heronimus Guru dalam konferensi pers di Kantor Basarnas, Jakarta.
Meski demikian proses evakuasi terkendala cuaca di lokasi yang saat ini mulai mendung. Rencananya setelah jenazah dibawa helikopter Freeport ke Oksibil, dari Oksibil ke Sentani jasad-jasad itu akan diterbangkan ke Jayapura oleh pesawat fixed wing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dari lokasi jatuhnya pesawat, akan dibawa satu hingga lima jenazah (per helikopter terbang). Sementara di Oksibil sudah ada tiga pesawat fixed wing untuk evakuasi ke Jayapura,” ujar Heronimus.
Basarnas belum tahu kapan operasi evakuasi akan rampung, sebab kotak hitam Trigana belum ditemukan. (Baca:
Kotak Hitam Trigana Diperkirakan di Antara Puing Pesawat)
Saat ini Tim SAR Gabungan yang diturunkan terdiri dari 50 orang warga, 20 orang personel TNI, dan 9 dari Basarnas.
Pesawat Trigana Air jenis ATR 42-300 hilang kontak sejak Minggu (16/8) di Distrik Okbape, Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat itu diduga menabrak gunung sebelum ditemukan jatuh Senin kemarin (17/8).
(agk)